EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.410   |   GBP/USD 1.255   |   AUD/USD 0.662   |   Gold 2,293.86/oz   |   Silver 27.17/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,142.75   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 1 jam lalu, #Saham AS

AUD/USD Lanjutkan Pemulihan, Proyeksi Kebijakan RBA

Penulis

Dolar Australia mencetak kenaikan terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia Jumat (29/04) ini dan merontokkan sejumlah besar penurunan terberatnya yang sempat tercapai pada hari Rabu lalu sehingga menumbuhkan ekspektasi bahwa RBA akan memotong suku bunganya pekan depan.

Dolar Australia mencetak kenaikan terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia Jumat (29/04) ini dan merontokkan sejumlah besar penurunan terberatnya yang sempat tercapai pada hari Rabu lalu sehingga menumbuhkan ekspektasi bahwa RBA akan memotong suku bunganya pekan depan.

dolar_australia

AUD/USD naik 0.40 persen ke angka 0.7653 saat berita ini ditulis, dari sebelumnya di angka 0.7623 dalam sesi perdagangan New York malam tadi. Kenaikan yang sudah dihimpun oleh AUD/USD mengurangi loss sebanyak 0.7 persen dari total penurunan 1.8 persen di hari Rabu lalu setelah mengecewakannya laporan CPI Australia.


RBA Akan Potong Suku Bunga?

Bank Sentral Australia (RBA) masih mempertahankan bias pelonggaran yang solid sejak akhir tahun 2015 bersama dengan lemahnya inflasi sehingga menyediakan ruang lingkup bagi kebijakan yang lebih longgar. Dengan demikian, diharapkan permintaan akan naik.

RBA masih menunggu sinyal yang menunjukkan bahwa permintaan memang benar sedang tergelincir untuk kembali mengurangi suku bunga. Akan tetapi, para ekonom melihat lemahnya inflasi saat ini seharusnya sudah bisa menjadi alasan yang cukup bagi RBA untuk menambah pelonggaran.

"Kami menduga bahwa berita tentang drastisnya penurunan inflasi Australia di kuartal pertama akan cukup kuat untuk menjadi dasar RBA agar kembali memtong suku bunganya dari 2.0 persen menjadi 1.75 persen di rapat kebijakan hari Selasa tanggal 3 Mei mendatang." kata Paul Dales, Ekonom Capital Economics dalam catatannya yang dikutip oleh WBPOnline.

Dales menambahkan bahwa jikapun RBA tetap mempertahankan suku bunga Australia di angka 2.0 persen pekan depan, pihaknya memperkirakan bahwa RBA akan tetap menyinggung masalah inflasi yang sangat rendah dan membuka kemungkinan akan pemotongan suku bunga lebih lanjut.

263741
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.