Seputarforex.com - Harga emas menurun di hari Selasa (31/Juli) malam ini, sehubungan dengan menguatnya Dolar AS pasca rilis data ekonomi Amerika. Laporan tersebut menyebutkan bahwa inflasi PCE menguat, dibarengi dengan Consumer Spending yang sesuai ekspektasi. Tak ayal, perkembangan ini semakin mendukung potensi hawkish kebijakan The Fed dan menekan logam mulia yang secara umum masih berada dalam jalur penurunan selama empat bulan berturut-turut.
Data Inflasi PCE Dan Consumer Spending AS Cerah
Departemen Perdagangan AS merilis bahwa indeks inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), yang menjadi salah satu referensi penting Federal Reserve dalam mengukur inflasi, naik 0.1 persen. Sementara itu, laporan terpisah mengenai Consumer Spending memperlihatkan kenaikan 0.4 persen pada bulan Juni. Data untuk bulan Mei pun direvisi naik dari 0.2 persen menjadi 0.5 persen.
Rilis laporan tersebut penting untuk diperhatikan, karena The Fed akan mepertimbangkannya untuk memutuskan kebijakan moneter. Meski tak diekspektasikan menaikkan suku bunga di bulan Agustus, The Fed bisa semakin mantap melakukan Rate Hike di bulan September jika data inflasi AS konsisten postif. Kondisi semacam inilah yang akan membebani harga emas.
"Kenaikan suku bunga AS sejauh ini telah menekan sejumlah mata uang negara berkembang. Ketidakstabilan ini secara umum dipandang sebagai 'deflasi', dan tidak diragukan lagi telah mendorong spekulan (emas) untuk mengambil posisi short," kata Alasdair Macleod, Kepala Riset Gold Money.
Harga Emas Turun Secara Umum
Harga emas futures untuk pengiriman Agustus turun 0.11 persen ke harga $1,219.90 per troy ons di Comex pada pukul 21:26 GMT+7. Sedangkan harga emas spot turun ke $1,218.2 per ons pada pukul 17:37 GMT+7, mengarah ke penurunan empat bulan berturut-turut. Akan tetapi, saat berita ini ditulis pada pukul 23:00 GMT+7, grafik XAU/USD timeframe 4 jam sudah menunjukkan bullish rebound ke harga 1,225.93: