EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 155.830   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,360.00/oz   |   Silver 28.43/oz   |   Wall Street 39,478.11   |   Nasdaq 16,346.27   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 60,792.78   |   Ethereum 2,909.79   |   Litecoin 80.23   |   Ekonomi Inggris kembali mengalami pertumbuhan di kuartal pertama, 1 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CHF tetap lemah di dekat level 0.9050 di tengah sentimen dovish The Fed, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP bertahan di bawah level 0.8600 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PDB awal Inggris berekspansi 0.6% QoQ di kuartal pertama versus ekspektasi 0.4%, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) menilai permintaan semen mulai meningkat pada Mei 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Entitas Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara membidik penambahan kapasitas listrik menjadi 156 MWp, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,244, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,235 pada pukul 19.45 ET (23.45 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 39,592, 1 hari, #Saham AS   |   Apple (NASDAQ:AAPL) meminta maaf setelah sebuah iklan untuk model iPad Pro terbarunya memicu kritik dengan menampilkan animasi alat musik dan simbol-simbol kreativitas lainnya yang dihancurkan, 1 hari, #Saham AS

Analis QNB : The Fed Tidak Akan Naikkan Suku Bunga

Penulis

Kondisi ekonomi global menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan risiko pelemahan yang cukup signifikan. Beberapa risiko pertumbuhan ekonomi global bahkan akan berlanjut hingga tahun depan. Pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2014 masih belum stabil meskipun pertumbuhan negatif di kuartal pertama dan melejit di dua kuartal berikutnya.

Kondisi ekonomi global menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan risiko pelemahan yang cukup signifikan. Beberapa risiko pertumbuhan ekonomi global bahkan akan berlanjut hingga tahun depan.

Analis QNB : The Fed Tidak Akan Naikkan Suku

Analis dari QNB Group, salah satu bank terbesar di kawasan Timur Tengah, mengatakan bahwa awalnya mereka mengekspektasikan terjadinya pemulihan perekonomian dunia yang moderat pada tahun 2014, yang memungkinkan diakhirinya stimulus ekonomi AS dan dilanjutkannya pertumbuhan ekonomi seperti sebelum krisis (2008/2009). Namun demikian, realitanya berbeda.

Pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2014 masih belum stabil meskipun pertumbuhan negatif di kuartal pertama dan melejit di dua kuartal berikutnya. Pemulihan di kawasan Zona Euro loyo, sehingga Euro nyaris resesi dan terancam deflasi. Secara keseluruhan, menurut QNB, pertumbuhan global pada tahun 2015 akan lebih lambat daripada tahun 2014.

 

Pertumbuhan Negara Berkembang

Pertumbuhan di negara berkembang akan terus melambat seiring dengan berjatuhannya harga komoditas dan lambatnya respon pemerintah di negara-negara tersebut. Momentum pertumbuhan China juga akan turun di tengah risiko deflasi yang tinggi. Beberapa negara berkembang pengekspor minyak akan mengalami krisis neraca perdagangan, khususnya negara-negara di Timur Tengah.

Akibatnya, seperti dikutip dari Arab News, para analis dari QNB Group memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya pada 2015 nanti. Hal ini berbeda dengan prediksi konsensus yang memprediksi adanya kenaikan suku bunga the Fed di kuartal-II 2015. QNB yakin tekanan disinflasi global dan penguatan Dolar AS akan membuat inflasi tetap di dekat level nol pada 2015 nanti.

The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga seperti yang diperkirakan jika tingkat inflasi masih berada di bawah target 2%. Apabila dalam situasi tersebut The Fed memang menaikkan suku bunganya, maka dampaknya pada ekonomi global akan benar-benar buruk; sebagaimana akhir tahun ini pasar nampak berada di bawah tekanan berkat laporan data-data ekonomi AS.

216399
Penulis

Mulai terjun di dunia trading akhir tahun 2009. Pertama kali belajar konsep Money Management dari seorang trader Jepang, kemudian berlanjut otodidak. Strategi trading berpatokan pada level Support dan Resistance (Supply and Demand), dengan dasar High Low yang pernah terjadi, ditunjang range market yang sedang berlangsung dan pembatasan risiko.