EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.97/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,149.12   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   USD/CHF berada di atas level 0.9100, perhatian tertuju pada keputusan kebijakan The Fed, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling Kesulitan menemukan arah menjelang keputusan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Fokus pada data Inflasi dan PDB zona Euro jelang peristiwa-peristiwa penting minggu ini, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Jerman naik 0.3% YoY di bulan Maret versus -2.7% sebelumnya, 1 hari, #Forex Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 2 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 2 hari, #Saham AS

Apiknya Tingkat Inflasi Inggris Dorong Sterling Naik

Penulis

Tingkat inflasi Inggris mampu naik dan menyentuh level tinggi dua tahun. Kondisi ini memicu kenaikan pada Sterling dengan GBP/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1.2253.

Data tingkat inflasi Inggris untuk bulan September membaik melampaui ekspektasi analis dan mampu menyentuh level tinggi dua tahun. Hal ini kemudian mendorong mata uang pound menguat, khususnya pair GBP/USD diperdagangkan naik di kisaran level harga 1.2253.

pound sterling

 

Tingkat Inflasi Inggris Berada Di Level Tertinggi Dua Tahun

Badan Statistik Nasional Inggris pada hari Selasa (18/10) merilis data Consumer Price Index (CPI) yang meningkat sangat signifikan menjadi 1.0 persen YoY daripada rilis data inflasi sebelumnya yang hanya sebesar 0.6 persen. Tingkat inflasi ini merupakan level tertinggi sejak bulan November tahun 2014. Apiknya data tersebut utamanya dipicu oleh kenaikan harga pakaian sebesar 6.0 persen dan bahan bakar.

Sementara itu, data CPI Inggris secara bulanan naik ke 0.2 persen di atas prediksi analis yang memperkirakan akan turun menjadi 0.1 persen. Sedangkan CPI inti yang tidak termasuk makanan, energi, alkohol, dan tembakau merangkak naik dari 1.3 pada bulan Agustus ke 1.5 persen di bulan September.

Akan tetapi, data input Producer Price Index (PPI) Inggris turun di bawah prediksi yaitu menjadi 0.0 persen, padahal rilis sebelumnya di level 0.2 persen. Data ini merupakan indeks yang menghitung perubahan harga bahan baku yang dibeli oleh pabrik-pabrik di Inggris. Indeks PPI juga merupakan leading indicator untuk data CPI di periode berikutnya.

 

Penurunan Sterling Pasca Brexit

Selama sesi perdagangan hari Senin kemarin, mata uang pound cenderung flat terhadap dolar AS meskipun terdapat pernyataan dari Deputi Gubernur BoE, Ben Broadbent. Salah satu petinggi bank sentral Inggris ini menuturkan, penurunan pound yang sedang terjadi pasca Brexit merupakan peredam goncangan dan bisa membantu ekonomi Inggris.

Akan tetapi, menurut Deutsche Bank, pelemahan mata uang pound sterling tidak akan mendorong naik pertumbuhan ekonomi Inggris. Deutsche Bank berpendapat, waktu Brexit sangat tidak tepat. Inggris kini perlu membuat negosiasi lebih lanjut terkait perdagangan bebas untuk mengimbangi hilangnya akses di pasar tunggal Uni Eropa.

274747
Penulis

Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Sastra, jurusan Sastra Inggris konsentrasi Linguistik, Unversitas Negeri Malang. Menyukai bidang kepenulisan dan dunia penerjemahan ekonomi dan bisnis sejak tahun 2013 silam. Saat ini menjadi jurnalis di Seputarforex yang bertanggung jawab untuk menulis berita emas dunia, forex, dan saham.