EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,306.88/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 8 jam lalu, #Saham AS

Deputi BoE: Kejatuhan Sterling Adalah Peredam Shock, GBP/USD Flat

Penulis

Pounds sterling tampak tak banyak berubah di pembukaan sesi perdagangan Eropa Senin (17/Oktober) sore ini, setelah tergelincir 0.3 persen ke angka 1.2156 per Dolar AS. Perkembangan Brexit masih menjadi pengendali gerak yang utama.

Seputarforex.com - Pounds sterling tampak tak banyak berubah di pembukaan sesi perdagangan Eropa Senin (17/Oktober) sore ini, setelah tergelincir 0.3 persen ke angka 1.2156 per Dolar AS. Kerumitan Brexit masih menjadi latar belakang penggerak utama Sterling dalam beberapa minggu ini. Saat berita ini ditulis, GBP/USD sedikit mendaki menuju level 1.2174. Pekan lalu, GBP/USD sudah mengumpulkan penurunan hingga 2 persen.

poundsterling

Financial Times (FT) melaporkan, Inggris kemungkinan harus membayar miliaran Pound kepada Uni Eropa setelah Brexit, demi menjadikan kota London sebagai akses utama bagi Inggris. Kota-kota lainnya masih (selain London) yang akan dijadikan akses, masih didiskusikan oleh pemerintah.

Pernyataan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, tentang keimigrasian di Inggris nantinya, menggelisahkan para investor. Mereka khawatir Inggris akan kewalahan dalam mengontrol imigrasi yang keluar masuk dari dan ke 27 negara lainnya di Uni Eropa, serta kahwatir akan adanya wacana untuk menerapkan tarif khusus untuk memasuki single-market itu.

Namun, masih menurut FT, Inggris tidak akan membuat aturan yang mengharuskan Uni Eropa untuk membayar sejumlah uang demi mendapatkan akses istimewa ke single-market setelah Inggris resmi bercerai dari Uni Eropa tahun depan.


Broadbent: Jatuhnya Sterling Adalah Reaksi Penting

Di sisi lain, Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE), Ben Broadbent, mengatakan bahwa keterpurukan Pounds sterling setelah Inggris menyuarakan untuk keluar dari Uni Eropa, adalah bentuk dari peredam goncangan yang terjadi dalam perekonomian, katanya dalam sebuah wawancara di radio BBC hari ini.

"Memiliki mata uang yang fleksibel merupakan hal yang sangat penting, khususnya pada saat perekonomian (Inggris) menghadapi guncangan yang berbeda dengan (guncangan yang dihadapi) negara partner perdagangan yang lain," tutur Broadbent. "Dalam hal ini, guncangan yang dihadapi Inggris adalah setelah referendum. Mengijinkan mata uang untuk bereaksi akan hal tersebut, memang penting dilakukan sebagai peredam guncangan."

274661
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.