Bank Sentral Australia (RBA) merilis notulensi rapatnya pada Selasa (16/12) pagi ini. Dalam catatan rapat yang dilakasanakan awal Desember tersebut disebutkan bahwa para pejabat RBA menganggap bahwa nilai Dolar Australia masih terlalu tinggi, mengingat harga komoditas yang mengalami kemerosotan secara signifikan. Para pejabat tersebut tercatat mengatakan bahwa Dolar Australia harus dilemahkan lagi demi membantu pertumbuhan ekonomi lebih jauh.
Notulensi tersebut juga mengungkapkan bahwa para anggota rapat ingin agar RBA tetap menjaga suku bunganya di kisaran 2.5 persen untuk beberapa waktu ke depan. Dolar AS yang mulai menurun dalam beberapa bulan terakhir, masih di atas estimasi nilai fundamental RBA, meskipun harga komoditas melemah.
"Para anggota rapat setuju untuk mendepresiasi nilai tukar Dolar Australia lebih jatuh, karena hal itu dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan ekonomi," tulis notulensi tersebut.
Dolar Australia telah jatuh sekitar lima sen AS ke level rendah empat setengah tahun di posisi 82.01 selama dua bulan terakhir. Dan hari ini, dirilisnya notulensi RBA serta indeks PMI HSBC Manufaktur Tiongkok yang berada di bawah level 50, AUD/USD melorot dan diperdagangkan pada 0.8221 setelah sempat mencapai level tinggi harian 0.8230.
Akhir Drama Penyanderaan Sydney
Dolar Australia tertekan ke level rendah setelah kemarin juga terpengaruh oleh penyanderaan yang terjadi di sebuah kafe di Sydney. Kasus menegangkan tersebut telah berakhir dramatis dengan baku tembak antara polisi dan penyendera. Korban tewas 2 orang, penyandera berjumlah satu orang tewas, dan beberapa korban luka masih dalam perawatan di Rumah Sakit. Motivasi penyanderaan ini berlatar belakang masalah pribadi dan kejiwaan penyandera yang diketahui berkebangsaan Iran.