EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 155.450   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,414.41/oz   |   Silver 29.99/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,246.70   |   Bitcoin 67,051.87   |   Ethereum 3,094.12   |   Litecoin 84.19   |   Para buyer GBP/USD jika area support 1.2630 berhasil bertahan, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD mode koreksi setelah kenaikan, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan kenaikan, rintangan berikutnya terlihat di area 169.40, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD turun mendekati level 1.0850, area support lebih lanjut pada EMA-9, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 1 hari, #Saham AS

AUD/USD Terus Mendaki Abaikan Pesimisme Konsumen Australia

Penulis

Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Westpac-Melbourne pagi ini menunjukkan penurunan 4.0 persen ke angka 95.1 pada bulan April dari 99.1 akhir bulan lalu. Skor di bawah 100 mengindikasikan pesimisme konsumen. Tapi, AUD/USD terus menyemai kenaikan ke angka 0.7799.

Warga Australia merasa kurang percaya diri akan outlook ekonomi negaranya serta terhadap keungan personal pada bulan ini dibandingkan dengan bulan Maret, demikian menurut survei konsumen yang dirilis pada Rabu (13/04) pagi hari ini. Kondisi tersebut menunjukkan indikasi bahwa sektor non-pertambangan Australia mungkin tak sekuat yang ditampilkan oleh survei-survei lainnya.

konsumen_australia

Pengukuran yang menunjukkan turunnya kepercayaan konsumen ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir di bulan April ini, menyoroti adanya divergensi antara konsumen dan produsen tentang outlook untuk perekonomian Australia setelah survei terpisah sehari sebelumnya justru menunjukkan kenaikan sentimen bisnis yang terkuat dalam delapan tahun terakhir.

Indeks Sentimen Konsumen Australia yang dirilis oleh Westpac-Melbourne pagi ini menunjukkan penurunan 4.0 persen ke angka 95.1 pada bulan April dari 99.1 akhir bulan lalu, dimana skor di bawah 100 mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen merasa pesimis dan jika skor di atas 100 maka sentimen yang terbentuk adalah sebaliknya.

Ekonom Westpac mengatakan bahwa hasil tersebut terbilang mengecewakan dan menunjukkan bahwa konsumen masih merasa tidak nyaman dengan kondisi pasar global. Pangsa pasar Asutralia jeblok hingga 3 persen dalam satu bulan lalu dan media-media masih menyoroti perlambatan di perekonomian China, sehingga kemungkinan hal itulah yang memicu pesimisme.

Para konsumen juga memperhatikan outlook ekonomi dimana pandangan terhadap outlook ekonomi mereka untuk 12 bulan ke depan mencatat penurunan hingga 5.5 persen sementara ekspektasi terhadap kondisi ekonomi 5 tahun ke depan merosot 5.9 persen.


Perilaku Anomali Konsumen Karena Pengaruh Media

Di samping itu, Westpac menduga bahwa penurunan sentimen konsumen kali mungkin juga disebabkan oleh penguatan Dolar Australia yang sudah mencapai 77 sen AS. Meskipun pada umumnya kondisi mata uang yang menguat seharusnya disukai oleh konsumen karena membuat harga barang impor menjadi lebih murah, Westpac berspekulasi bahwa kondisi di luar kebiasaan ini terjadi karena para konsumen sudah mendapatkan pengetahuan dari media yang mengatakan bahwa kenaikan nilai tukar mata uang itu buruk bagi para eksportir dan merugikan bagi perekonomian kelak.

AUD/USD terus menyemai kenaikan ke angka 0.7799 di sesi perdagangan Asia pagi ini dari level rendah 0.7500 yang tercapai pada tanggal 7 April lalu.

262865
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.