Tingkat inflasi Zona Euro untuk bulan September ini merosot di luar perkiraan hingga ke level negatif. Data yang dirilis pada Rabu (30/09) sore ini menunjukkan kemerosotan tersebut untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir dan tak ayal, menambah tekanan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memberi dukungan melalui tambahan stimulus.
Inflasi konsumen atau CPI Zona Euro terjun 0.1 persen dari level pada satu tahun sebelumnya, demikian yang tercatat dalam laporan dari Biro Statistik Uni Eropa yang berkantor di Luxembourg. Para ekonom memprediksikan inflasi zona Euro akan datar saja di kisaran nol. Tingkat pengangguran di zona 19 negara itu tak mengalami perubahan pada persentase 11 persen, lapor Eurostat juga dalam rilis laporan yang terpisah dari CPI.
Sementara rendahnya harga bahan bakar masih dijadikan kambing hitam atas kemerosotan harga di Zona Euro, para pembuat kebijakan termasuk Presiden ECB, Mario Draghi, telah mengisyaratkan perluasan QE apabila dibutuhkan demi menghindari inflasi. Terkait hal ini, dua pertiga dari ekonom Bloomberg meramalkan, ECB akan memberi injeksi tambahan stimulus sebesar 1.1 triliun di akhir tahun ini. Sebagai informasi, harga minyak sudah ambruk hingga 8.9 persen dalam basis tahunan.
Euro Mundur Hadapi Dolar AS
Merespon laporan tersebut, Euro melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir terhadap Dolar AS, yakni turun hingga 0.3 persen ke kisaran 1.122 padapukul 10:43 pagi waktu London. Sebelumnya, Dolar AS juga sudah mengungguli mata uang common currency, dimana EUR/USD harus turun 0.21 persen ke angka 1.1225 menjelang pidato Yellen dan Fischer The Fed malam nanti.