Seputarforex.com - Dolar menyundul high satu bulan terhadap Yen di sesi perdagangan Asia Selasa (02/Mei) pagi ini. USD/JPY terangkat bersama yield obligasi AS yang menjulang setelah pernyataan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, tentang kemungkinan diterbitkannya obligasi ultra long-term. USD/JPY diperdagangkan di angka 111.854 pagi, setelah menyentuh 111.945, tertinggi sejak 31 Maret.
Nilai tukar Dolar AS terdorong oleh yield obligasi US Treasury, setelah Menkeu Mnuchin menegaskan bahwa rencana pemerintah untuk menerbitkan obligasi dengan tempo mencapai 30 tahun merupakan rencana yang sangat masuk akal. Pernyataan tersebut disampaikan Mnuchin dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Bloomberg.
"Dolar AS bergerak tandem bersama dengan yield obligasi AS, dimana kenaikan benchmark obligasi mencapai 2.3 persen. Mnuchin tampak sangat antusias mengenai penerbitan obligasi jangka panjang," kata Yukio Ishizaki, Ahli Mata Uang di Daiwa Securities yang diwawancarai oleh Reuters.
Lonjakan yield obligasi US Treasury membantu Dolar menghapus pengaruh negatif yang disebabkan oleh menurunnya data-data ekonomi AS. Pada hari Senin malam kemarin, dilaporkan bahwa aktivitas pabrikan AS melambat pada bulan April. Sedangkan, belanja konsumen negara tersbeut tidak berubah pada bulan Maret.
Selain itu, data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa Advance GDP kuartal pertama tahun 2017 hanya tumbuh 0.7 persen saat Pemerintah AS memangkas anggaran belanja untuk bidang pertahanan negara. Hal tersebut menjadikan pertumbuhan ekonomi AS dalam performa terburuk sejak 2014 lalu.
Diperkirakan Volatil, Euro Justru Lanjut Naik
Di sisi lain, Euro, belum mengendurkan ototnya terhadap Dolar AS. Mata uang common currency tersebut naik 0.1 persen dengan diperdagangkan pada harga 1.0909 per dolar AS pagi ini, menambah perolehannya malam tadi.
"Euro pada awalnya diekspektasikan akan volatil mendekati pemilu presiden Prancis putaran kedua pada tanggal 7 Mei, tetapi kenyataannya mata uang tersebut masih mantap. Dengan ekuitas Prancis yang juga mencapai rekor tinggi, maka pasar sudah menganggap bahwa Emmanuel Macron akan menang," kata Ishizaki lagi.