Dolar AS merangkak naik mengungguli Yen dan Euro di hari Selasa (16/02) pagi ini karena aksi penghindaran risiko global yang belakangan ini melemahkan Dolar, mulai memudar. Indeks Dolar AS naik 0.5 persen ke angka 96.652.
Pernyataan Shinzo Abe
Dolar AS terus meniti kenaikan terhadap Yen, dengan USD/JPY yang sudah menduduki posisi 114.435 Yen, atau telah menghimpun kenaikan sebanyak 1 persen dari sesi perdagangan malam tadi.
Pair tersebut sudah makin menjauhi level rendah 16 bulan, tepatnya di angka 110.985 yang sempat tersentuh pekan lalu akibat pasar ekuitas dunia yang tumbang berjamaah. Dalam kondisi semacam itu, aset-aset safe haven termasuk Yen dan Euro, akan laris manis diburu investor.
"Saya yakin pesimisme pasar, khususnya terhadap perekonomian AS, yang timbul di awal tahun ini merupakan hal yang berlebihan," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Ahli Strategi Forex di Mizuho Securities di Tokyo.
"Di samping itu, kondisi ini juga berkat sikap yang ditunjukkan oleh otoritas Jepang atas apresiasi Yen yang terjadi. Saya pribadi memperkirakan Dolar akan pulih ke level 120 yen meski kita juga masih harus melihat faktor-faktor tambahan yang menunjukkan kondisi pemulihan ekonomi AS."
Dalam gejolak reli Yen terhadap Dolar AS pekan lalu, PM Jepang Shinzo Abe pada hari Senin kemarin menyatakan bahwa Tokyo akan mengambil tindakan untuk menanggulangi lonjakan volaitilitas mata uang yang dianggap terlalu berlebihan.
Pidato Mario Draghi
Di sisi lain, terhadap Euro, Dolar AS mulai bisa mempertahankan posisi flat, dengan EUR/USD yang beredar di kisaran 1.1165 setelah melorot 0.9 persen kemarin. Pekan sebelumnya, EUR/USD bahkan menjulang ke posisi tinggi 4 bulan di angka 1.1377.
Mata uang berjuluk common currency tersebut juga diberatkan oleh pidato Presiden ECB, Mari Draghi, petang kemarin yang menyatakan bahwa bank sentral siap untuk melonggarakan kebijakan lebih jauh pada Maret mendatang, menyoroti risiko dari volatilitas pasar finansial, dan perlambatan pertumbuhan global, serta rendahnya harga minyak.