Dolar AS tergelincir terhadap Yen dan Euro di penghujung sesi Asia Rabu (01/04) sore hari ini setelah data menunjukkan lemahnya sentimen bisnis di Jepang yang menekan turun ekuitas dan menaikkan permintaan terhadap Yen sebagai safe haven. USD/JPY menyentuh level rendah di 119.42 dan menurun 0.2 persen ke 119.88, melepaskan level tinggi satu setengah pekan pada hari Selasa di 120.35.
Indeks headline manufaktur besar Jepang tak mengalami perubahan dari kuartal sebelumnya, yakni di angka +12, di bawah ekspektasi analis Reuters di +14. Namun, outlook indeks Tankan untuk kuartal kedua diperkirakan akan menurun ke +10, di bawah ekspektasi +16. Sedangkan Indeks PMI Manufaktur China mengalami kenaikan ke level 50.1 pada bulan Maret dari 49.9 pada bulan Februari, lebih kuat daripada 49.7 persen yang diprediksikan oleh para ekonom Reuters. Indeks di atas 50 poin menunjukkan ekspansi.
Yunani Akan Temui Putin
Terhadap Euro, Dolar AS pun melemah dengan EUR/USD yang naik 0.41 persen, naik dari level rendah pada hari Selasa di 1.0712. Euro sepertinya akan tetap berada di bawah tekanan akibat ketidakpastian masalah utang Yunani. Athena segera akan kehabisan uang tunai bulan ini, kecuali, jika negara pimpinan Alexis Tsipras ini dapat mencapai kesepakatan dengan kreditor-kreditor Eropa-nya dalam reformasi program ekonomi dengan tepat waktu, demi membuka kunci dana bailout yang lebih banyak. Kabar terbaru juga menyebutkan bahwa Yunani akan mencari bantuan pula dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kondisi ini akan membuka kemungkinan "Grexit" lebih lebar.
Pada malam hari nanti, para investor akan memusatkan fokus mereka pada laporan ADP AS dan pertumbuhan sektor data pribadi pada akhir bulan ini. Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya menyusut 0.2 persen ke 98.49.
