Euro sedikit tergelincir terhadap Dolar AS pada Senin (23/03) sore hari ini, melangkah mundur dari level tinggi yang terbentuk pada Jumat akhir pekan lalu. Para investor masih lanjut mencerna pernyataan dovish dari rapat FOMC, ditambah lagi dari hasil riset The Fed Chicago. Tak ketinggalan, kemelut utang yang membelit Yunani pun masih menjadi sorotan. EUR/USD merosot 0.14 persen ke 1.0805, lepas dari level tinggi 1.0881 pada hari Jumat.
Pada hari Jumat lalu, mata uang AS ini menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam volatilitas yang minim di tengah dovish-nya kebijakan moneter Federal Reserve, posisi bullish Dolar AS pun mulai diragukan oleh para trader.
Pernyataan The Fed yang memudarkan kemungkinan kenaikan suku bunga tengah tahun ini menggoda para investor untuk melakukan exit posisi yang didapatkan dari menguatnya Dolar AS. Kendati demikian, kemunduran Dolar AS pekan lalu tak terlalu lama karena kemudian mata uang tersebut menguat kembali atas dasar kemungkinan bahwa The Fed akan menjadi satu-satunya bank sentral yang berpeluang besar untuk menaikkan suku bunga dibandingkan bank-bank sentral mayor lainnya.
Euro sudah jatuh hingga 10 persen terhadap Dolar AS selama tahun 2015 ini seiring dengan program pelonggaran kuantitatif sejumlah 1 Triliun yang baru saja diluncurkan oleh Bank Sentral Eropa pada bulan ini. Akibatnya mata uang singe currency ini terseret turun. Selain itu, malam nanti Presiden ECB Mario Draghi akan maju ke hadapan parlemen Uni Eropa untuk memberikan penjelasan mengenai pertumbuhan ekonomi, utamanya mengenai masalah Yunani.