Wakil ketua The Fed AS, Stanley Fischer, menyampaikan dalam pidatonya di New York malam tadi, agar para investor siap siaga mengencangkan ikat pinggangnya. Alasannya adalah kenaikan suku bunga, yang hampir dipastikan akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini dan memperingatkan bahwa kebijakan saat ini tidak akan menjadi patokan.
"Baik apakah (suku bunga) akan dinaikkan Juni ataupun September, atau lebih lambat dari dua waktu tersebut, atau juga dalam rentang waktu antara Juni dan September, kesemuanya bergantung pada data yang muncul saat ini dan berikutnya," tutur Fischer dalam acara Economic Club of New York.
Dolar memperpanjang kemerosotan mingguannya dalam tiga tahun setelah pidato dari Fischer tersebut karena para investor bertaruh, jika bank sentral AS akan meminta waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
Sulit Membuat Rencana Jangka Panjang
Menurut ekonom dari Credit Suisse Group AG di New York, Dana Saporta, yang diwawancarai oleh Bloomberg, Fischer bermaksud memberikan tekanan bahwa kita -dalam hal ini perekonomian AS- sedang berada dalam rezim yang sangat bergantung pada data-data baru. The Fed tampaknya tak akan mengutarakan rencana jangka panjang dan jalan pintas menuju normalisasi pun tak akan semulus yang diperkirakan, kata Saporta.
Menyoroti sektor tenaga kerja, Fischer mengatakan, telah ada dua angka yang sangat positif yang tercatat sepanjang kuartal pertama 2015 ini dan para pejabat The Fed sedang menantikan laporan ketenagakerjaan bulan depan pada 3 April. Terkait inflasi, Fischer mengatakan masih lebarnya celah yang memungkinkan inflasi AS akan lebih rendah dibandingkan target 2 persen yang terakhir dicapai pada April 2012, pada Januari kemarin saja, inflasi AS hanya mengalami kenaikan 0,2 persen dibandingkan dengan Januari tahun lalu.