EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 156.430   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,426.52/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 39,806.77   |   Nasdaq 16,794.87   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   Litecoin 88.60   |   AUD/JPY bergerak di bawah 104.50 setelah Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF berada di Sekitar 0.9100 dengan sentimen positif, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD dapat terkoreksi lebih rendah jika gagal menembus level 1.2700, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Potensi bullish EUR/USD masih ada menjelang pidato The Fed, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 22 jam lalu, #Saham AS

Fischer The Fed Minta Investor Siaga, Suku Bunga Bisa Naik Kapan Saja Tergantung Data

Penulis

Wakil ketua The Fed AS menyampaikan dalam pidatonya di New York malam tadi, agar para investor mengencangkan ikat pinggangnya. Alasannya adalah kenaikan suku bunga, yang hampir dapat dipastikan akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini dan memperingatkan bahwa kebijakan saat ini tidak akan menjadi patokan. Menyoroti sektor tenaga kerja, Fischer mengatakan, telah ada dua angka yang sangat positif yang tercatat sepanjang kuartal pertama 2015 ini

Wakil ketua The Fed AS, Stanley Fischer, menyampaikan dalam pidatonya di New York malam tadi, agar para investor siap siaga mengencangkan ikat pinggangnya. Alasannya adalah kenaikan suku bunga, yang hampir dipastikan akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini dan memperingatkan bahwa kebijakan saat ini tidak akan menjadi patokan.

stanley_fischer

"Baik apakah (suku bunga) akan dinaikkan Juni ataupun September, atau lebih lambat dari dua waktu tersebut, atau juga dalam rentang waktu antara Juni dan September, kesemuanya bergantung pada data yang muncul saat ini dan berikutnya," tutur Fischer dalam acara Economic Club of New York.

Dolar memperpanjang kemerosotan mingguannya dalam tiga tahun setelah pidato dari Fischer tersebut karena para investor bertaruh, jika bank sentral AS akan meminta waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

 

Sulit Membuat Rencana Jangka Panjang

Menurut ekonom dari Credit Suisse Group AG di New York, Dana Saporta, yang diwawancarai oleh Bloomberg, Fischer bermaksud memberikan tekanan bahwa kita -dalam hal ini perekonomian AS- sedang berada dalam rezim yang sangat bergantung pada data-data baru. The Fed tampaknya tak akan mengutarakan rencana jangka panjang dan jalan pintas menuju normalisasi pun tak akan semulus yang diperkirakan, kata Saporta.

Menyoroti sektor tenaga kerja, Fischer mengatakan, telah ada dua angka yang sangat positif yang tercatat sepanjang kuartal pertama 2015 ini dan para pejabat The Fed sedang menantikan laporan ketenagakerjaan bulan depan pada 3 April. Terkait inflasi, Fischer mengatakan masih lebarnya celah yang memungkinkan inflasi AS akan lebih rendah dibandingkan target 2 persen yang terakhir dicapai pada April 2012, pada Januari kemarin saja, inflasi AS hanya mengalami kenaikan 0,2 persen dibandingkan dengan Januari tahun lalu.

226732
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.