Seputarforex - Jepang diduga melaksanakan intervensi bertubi-tubi hingga USD/JPY mencapai level terendah tiga pekan pada 151.85 dalam perdagangan Jumat lalu. Namun, duet Ninja mulai mendaki lagi pekan ini hingga mencapai level tertinggi tiga hari pada 154.65 dalam perdagangan sesi Asia hari ini (7/Mei).
Para petinggi Jepang terus-menerus menolak untuk menjawab apakah negaranya telah melaksanakan aksi jual dolar demi mendongkrak nilai tukar yen. Namun, data Bank of Japan (BoJ) mengungkap adanya indikasi beberapa kali intervensi mata uang dengan nilai total sekitar 9 triliun yen.
Masato Kanda, Diplomat Mata Uang Jepang, tadi pagi memeringatkan lagi bahwa pemerintah "akan terus mengambil pendekatan tegas yang sama" terhadap pergerakan yen yang tidak menentu. Selain itu, ia mengakui bahwa pemerintah tidak akan turun tangan dalam situasi pasar yang tertib.
Pernyataan Kanda gagal menggentarkan para seller yen. Reuters melaporkan sejumlah analis malah menganggapnya sebagai sinyal risiko intervensi Jepang telah berkurang.
Yen tetap menjadi salah satu mata uang favorit untuk "dijual" dalam carry trade, sehubungan dengan selisih suku bunga Jepang dan Amerika Serikat yang sangat besar. Federal Reserve terus mempertahankan tingkat suku bunga 5.25%-5.50% dalam rapat FOMC pekan lalu, sedangkan BoJ gigih mempertahankan suku bunga pada tingkat nyaris nol.
Analis DBS mengatakan bahwa yen tetap paling undervalue di antara mata uang-mata uang G10 meski nilai tukarnya menguat berkat intervensi Jepang pada pekan lalu. Sementara itu, dolar AS tetap sangat overvalue.
Yen saat ini juga menunjukkan indikasi bearish lagi terhadap berbagai mata uang mayor lain. EUR/JPY sempat menyentuh level terendah 164.00 pekan lalu, tetapi kini bertengger pada 165.90-an. GBP/JPY sempat terperosok sampai 191.35, tetapi tadi pagi membukukan level tertinggi pada 194.10.