Presiden The Fed untuk wilayah Philladelphia, Patrick Harker, mangatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah prioritas dan kebijakan moneter yang baik hanya sedikit memberikan pengaruh.
Berbicara dalam sebuah event di New York University malam tadi (22/03), Harker lebih memberikan tekanan pada pentingnya kestabilan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter dan dampaknya, menurut Harker, hanya akan berkontribusi sedikit.
Pemulihan dari resesi hebat AS saat ini, kata Harker, berjalan lamban dan masih dihantui oleh mengecilnya outlook pertumbuhan ekonomi untuk beberapa tahun ke depan. Kendati demikian, Harker mengetengahkan faktor-faktor negatif dalam yang telah sukses dipulihkan, salah satunya adalah sektor ketenagakerjaan, dimana full employment tercapai, ditunjukkan oleh menurunnya tingkat pengangguran. Sayangnya, tingkat partisipasi tenaga kerja mengalami penurunan secara signifikan.
Efek Kebijakan Moneter Itu Terbatas
Kebijakan moneter itu sendiri, memberikan efek yang terbatas saja untuk pertumbuhan ekonomi, kata Harker. Kebijakan moneter mempengaruhi tingkat investasi perusahaan-perusahaan kepada modal perseorangan dan modal bisnis.
"...Dalam jangka panjang, investasi saat ini tidak bisa terpengaruh banyak dari kebijakan moneter, (bahkan meskipun) apabila kebijakan moneter berhasil mencapai ekspektasi inflasi dan menjaga inflasi aktual tetap stabil dan seimbang," kata pejabat The Fed yang tidak memiliki hak suara dalam FOMC tahun ini tersebut.
"Dalam skenario yang menggembirakan semacam itu, suku bunga di pasar finansial akan, secara rata-rata, disesuaikan untuk menetralisasi kenaikan harga. Oleh karena itu, inflasi kemudian akan menjadi tidak penting bagi orang-orang yang akan mengambil keputusan dan membangun sebuah usaha," tambahnya.
Pernyataan tersebut berarti, satu kebijakan moneter yang baik saja sebenarnya tidak akan mempengaruhi pertumbuhan jangka panjang, walaupun kebijakan moneter tidak boleh dibiarkan tidak baik karena dapat memberi pengaruh buruk.