Bank Sentral Jepang (BOJ) mengumumkan bahwa tak ada perubahan dalam kebijakan moneternya pada Rabu (21/01) hari ini. Meski demikian, proyeksi inflasi konsumen inti yang diterbitkan pada tiga bulan lalu, dilaporkan mengalami perubahan akibat merosotnya harga minyak global.
Sesuai ekspektasi, BOJ masih menjalankan misinya untuk mengucurkan stimulus moneter dalam laju tahunan sebesar 80 triliun Yen melalui pembelian obligasi-obligais pemerintah dan aset-aset berisiko serta tak melakukan perubahan dalam tingkat suku bunga. Bank sentral itu juga memperpanjang tenggat waktu atas dua program peminjaman, yang keduanya bertujuan untuk mendorong bank-bank memberikan lebih banyak pinjaman kepada masyarakat daripada hanya menimbun uang tunai mereka dalam waktu satu tahun.
Proyeksi Inflasi Dipotong, Pertumbuhan Dinaikkan
BOJ memotong proyeksi inflasinya menjadi 1 persen dari 1.7 persen untuk tahun fiskal yang dimulai pada April tahun ini dan menaikkan estimasi pertumbuhannya dalam satu periode menjadi 2.1 persen dari sebelumnya di 1.5 persen. Namun GDP untuk tahun ini masih diekspektasikan untuk mencapai level 0.5 persen sesuai dengan yang diprediksikan sebelumnya.
Menyusul laporan ini, Yen menguat terhadap Dolar AS dengan USD/JPY yang diperdagangkan pada 117.87, minus sekitar 0.81 persen pada hari ini, dan mencetak level rendah baru di posisi 117.77 setelah pernyataan BOJ tersebut.