Seputarforex.com - Bank Sentral Australia (RBA) sedang berjuang untuk menaksir seberapa kuat sektor ketenagakerjaan dan implikasinya pada inflasi, saat harga rumah di wilayah pantai timur sedang melaju pesat seperti saat ini. Kondisi tersebut tercantum dalam notulen rapat RBA yang dirilis pada hari Selasa (15/November) pagi ini, untuk rapat yang telah diselenggarakan 4 November lalu.
Di samping itu, outlook inflasi global Australia juga disorot oleh RBA dengan hasil penilaian yang ternyata lebih seimbang daripada yang diperkirakan. Kondisi ini menyusul kenaikan harga komoditas dan pesatnya prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju..
"Mempertimbangkan ketidakpastian kekuatan sektor pasar tenaga kerja dan implikasinya pada pertumbuhan upah pekerja, RBA memutuskan untuk tetap menjaga suku bunga di level rendah 1.5 persen." tulis notulen RBA, dan menambahkan bahwa penilaian keseluruhan terhadap risiko inflasi masih cukup seimbang.
Target Inflasi Di Akhir Tahun 2018
Australia sedang berjuang menghadapi lemahnya inflasi. Target para pembuat kebijakan, di akhir tahun 2018, inflasi Australia bisa mencapai 2-3 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran telah merosot dengan pertumbuhan tenaga kerjayang meningkat paling banyak dari pekerjaan paruh waktu. Tingkat pengangguran Australia saat ini berda pada level 5.6 dengan partisipasi yang mengalami penurunan.
Menyusul kabar tersebut, AUD/USD pagi ini diperdagangkan sedikit merosot, dengan dibeli pada harga 0.7573 pada pukul 11:35 waktu Sydney, dibandingkan dengan harga 0.7577 sebelum notulen rapat RBA dirilis. Dolar AS sebagai rival Dolar Australia memperpanjang penguatannya di sesi perdagangan New York malam tadi, masih dilatarbelakangi oleh optimisme bahwa rencana kebijakan Donald Trump dapat mendorong permintaan terhadap Greenback.