Dolar New Zealand mengalami penurunan terhadap Dolar AS pada hari Senin (01/12) sore ini atas pengaruh dari kemerosotan sektor manufaktur Tiongkok. Akan tetapi, pair tersebut tampaknya berhasil memulihkan diri dari level rendahnya. Sebelumnya, NZD/USD diperdagangkan pada 0.778 dipenghujung sesi Asia, level terendah sejak tanggal 25 November. Pair tersebut kemudian terkonsolidasi pada 0.7813 atau tergelincir 0.37 persen.
Data China yang dirilis pada pagi hari ini menunjukkan bahwa indeks PMI Manufaktur negara ekonomi nomor dua dunia tersebut sedikit menurun ke 50.3 dari bulan sebelumnya di 50.8. China juga merupakan negara partner perdagangan nomor satu bagi New Zealand layaknya Australia. Terhadap Aussie, Kiwi lebih kuat dengan AUD/NZD yang memudar 0.37 persen ke posisi 1.0810.
Wheeler Wacanakan Tingkat Suku Bunga Jangka Panjang
Sebelum rilisnya data Tiongkok, pagi hari tadi, Presiden Bank Sentral New Zealand (RBNZ), Graemme Wheeler menyampaikan pidatonya yang menyebutkan bahwa pengaruh bank sentral terhadap tingkat suku bunga jangka panjang telah dibatasi oleh aktivitas investor. Ini membuka kemungkinan bagi RBNZ untuk memakai perangkat kebijakan makro untuk membantu kebijakan (suku bunga) tersebut.
Dalam pidatonya di Wellington tersebut, Wheeler juga menyebutkan bahwa suku bunga New Zealand yang saat ini telah dinaikkan hingga di level 3.5 persen sedang dinilai dampaknya terhadap perekonomian. Sayangnya, terlihat bahwa dampaknya pada tingkat hipotek jangka panjang masih cukup kecil.
Lebih lanjut, Wheeler mengatakan bahwa suku bunga jangka pendek korelasinya adalah antar negara. Oleh karena itu, akan sulit bagi bank sentral yang menjalankan kebijakan suku bunga mengambang (floating interest rate), untuk menjalanjan kebijakan moneter yang independen.