Output perindustrian Tiongkok tumbuh melambat pada bulan Oktober ini dan investasi aset-aset tetap pun mencatatkan angka yang sesuai dengan ekspektasi. Output industri Tiongkok meningkat 7.7 persen tahun ke tahun di bawah ekspektasi kenaikan 8.0 persen. Dengan demikian, pertumbuhan investasi aset tetap selama Januari-Oktober Tiongkok adalah 15.9 persen sesuai ekspektasi.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa negara ekonomi terbesar kedua dunia tersebut tengah kehilangan momentum di tengah kemerosotan sektor properti. Para pembuat kebijakan di China telah menambahkan likuiditas dan mempercepat rencana anggaran pengeluaran meskipun bank sentral sendiri juga sedang berupaya keras menahan dampak dari pemotongan suku bunga yang tengah marak dilakukan oleh bank-bank sentral sejumlah negara.
Pertumbuhan Penjualan Retail
Pertumbuhan penjualan retail Negeri Tirai Bambu ini memperoleh kenaikan hingga 11.5 persen tahun-ke-tahun pada bulan Oktober, hanya menurun tipis dari perolehan 11.6 persen yang dicapai pada bulan September.
Data-data ekonomi Tiongkok pada hari ini menyusul pengumuman mengenai adanya penurunan dalam harga Keluar Pabrik (factory gate price) sebanyak 2.2 persen dan menjadi rekor kemerosotan untuk ke-32 kali berturut-turut. Bisa dikatakan bahwa saat ini, China sedang berada dalam jalur ekspansinya yang paling lambat sejak tahun 1990.
Menyusul laporan dari Tiongkok ini, Dolar Australia kembali merosot terhadap Dolar AS sebanyak 0.14 persen ke posisi 0.8704 setelah sebelumnya juga dibenamkan oleh kabar intervensi pasar dari RBA.