Seputarforex.com - Dolar AS tergelincir terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Kamis (06/Apr) pagi ini, masih dibebani oleh pertemuan bilateral China dan AS, serta beberapa masalah geopolitik lainnya. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap mata uang-mata uang mayor, melorot 0.1 persen ke angka 100.480.
Pertemuan China-AS, Notulen FOMC, dan Risiko Geopolitik
Data ekonomi AS tentang PMI Jasa dan ADP Employment yang dilaporkan malam tadi, sempat lonjakkan indeks Dolar ke angka 100.850. Sayangnya kenaikan tersebut tak lama, karena notulen FOMC. Meski hawkish, namun notulen tersebut menyebutkan adanya rencana pemangkasan neraca keuangan (balance sheet) The Fed akhir tahun ini.
"Walaupun konten notulen FOMC seharusnya memberikan dukungan bagi (penguatan) Dolar AS, tetapi yang terjadi justru penurunan karena price action di pasar lain. Ekuitas bereaksi negatif pada notulen tersebut dan yield US Treasury ikut jatuh," kata Shusuke Yamada, Ahli Strategi Senior di Bank of America Merrill Lynch, Tokyo.
"Risiko-risiko geopolitik juga membebani Dolar. Pasar hanya mau mulai jika kasus rudal Korea Utara menunjukan perkembangan. Sekarang ditambah juga dengan keinginan untuk menemukan implikasi dari pertemuan AS dan China," kata Yamada.
USD/JPY menurun 0.2 persen dengan diperdagangkan di angka 110.472, tergelincir dari high 111.450 yang tercapai malam tadi.
"Dolar masih tampak berada di bawah tekanan, perkembangan masih berputar-putar pada masalah anggaran negara AS yang masih dirapatkan Kongres atau reformasi pajak," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Ahli Strategi Mata Uang di Mizuho Securities Tokyo.
EUR/USD naik 0.1 persen, dengan diperdagangkan di angka 1.0674. Sedangkan AUD/USD ikut gugup jelang petemuan China dan AS dengan menurun ke angka 0.7537 atau 0.4 persen dari posisi sebelumnya. AUD merupakan mata uang yang paling sensitif dengan perkembangan ekonomi China karena hubungan dagang yang erat antara China dan Australia.