Seputarforex.com - Pounds Sterling terpompa naik dan menghentikan kemerosotannya terhadap Dolar AS yang sudah berlangsung selama 4 hari, di sesi perdagangan Asia Rabu (12/Oktober) pagi ini, setelah PM Inggris, Theresa May, menyetujui usulan agar Parlemen diperbolehkan untuk menyumbangkan suara (vote) dalam penentuan rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Akan tetapi, May meminta agar jajaran pembuat undang-undang tersebut menggunakan hak suara sewajarnya serta tetap memberikan ruang baginya untuk bernegosiasi.
Poundsterling pun naik 1.4 persen terhadap Greenback, kenaikan yang tertinggi dalam basis intraday sejak 1 September, dan menguat pula terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya. Perhitungan bahwa Dolar akan mundur dari level tinggi dua bulan yang ditulis oleh Bloomberg sudah tercapai pada hari Selasa lalu.
"Mengingat betapa agresifnya posisi short Pounds di pasar, prospek terhadap Parlemen Inggris tentang diskusi untuk menurunkan potensi 'hard Brexit' telah menjadi dorongan yang substabsial untuk melakukan profit taking pada posisi-posisi tersebut," kata Sean Callow, Ahli Strategi Senior di Westpac Banking Corp. di Sydney.
GBP/USD naik 1.1 persen ke angka 1.2351 di sesi perdagangan Asia pagi ini, reli dari penurunan yang telah mencapai 4.9 persen dalam empat hari sebelumnya. EUR/GBP ikut melaju hingga 1,3 persen ke angka 89.99.
Waspadai Bagaimana Negosiasi Tersebut Berlangsung
Elias Haddad, Ahli Strategi Senior dari Commonwealth Bank, Sydney, mengatakan, "Poundsterling tertolong oleh kabar bahwa PM May melihat adanya kesempatan bagi para pembuat kebijakan untuk (ikut) bernegosiasi terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
"Reli Pound yang dilegakan oleh keputusan tersebut akan terbatas saja karena perlu diperhatikan lagi selanjutnya, alot tidaknya negosiasi yang akan terjadi, (di tengah) melebarnya defisit neraca berjalan Inggris dan prospek suku bunga BoE yang lebih negatif." kata Haddad dikutip oleh Bloomberg.