Aktivitas manufaktur di China mengalami peningkatan pada bulan Maret, demikian yang diluncurkan oleh dua survei terpisah pada hari Jumat (01/04) pagi ini, sehingga sedikit membantu meredakan kekhawatiran akan kesehatan negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Sebagai informasi, survei Caixin fokus pada usaha-usaha kecil menengah di Negeri Tirai Bambu itu, sementara indeks resmi lebih merujuk pada perusahaan-perusahaan yang lebih besar.
Indeks PMI Manufaktur resmi China berada pada angka 50.2 untuk bulan Maret, melebihi perkiraan dari polling Reuters 49.3, yang sekaligus menunjukkan pertumbuhan kembali untuk pertama kalinya sejak bulan Juli. Angka tersebut dibandingkan dengan 49.0 pada bulan Februari, yang menjadi level terendah sejak tahun 2011.
Indeks PMI jasa China resmi dilaporkan naik 53.8 pada bulan Maret dari angka 52.7 pada bulan Februari. Level tersebut berada di bahwa sinyal kontraksi di angka 50, sementara level di atasnya mengindikasikan pertumbuhan. Indeks PMI Manufaktur China mengendur ke angka 49.4 pada bulan Januari, level terendah sejak bulan Agustus tahun 2015, dimana levelnya tak beranjak dari bahwa angka 50 yang menunjukkan adanya kontraksi aktivitas.
Stimulus Sudah Bekerja Namun Harus Dilanjutkan
"Semua kategori indeks tersebut menunjukkan kenaikan dalam satu bulan kemarin," tutur He Fan, Kepala Ekonom di Caixin Insight Group, saat data tersebut dirilis.
"Kategori output dan pesanan baru meningkat di atas level netral 50 poin, sehingga mengindikasikan bahwa kebijakan stimulus pemerintah yang sedang diterapkan memberikan efek yang baik," katanya. Meski demikian, He Fan tetap menambahkan bahwa pemerintah masih harus melanjutkan pemberian stimulus untuk mempertahankan kepercayaan pasar.
