Bank Sentral Australia (RBA) mengungkapkan bahwa outlook Dolar Australia dan ekonomi China adalah sumber ketidakpastian pertumbuhan Australia serta prakiraan inflasi. Alih-alih tumbuh pesat, kemungkinan hanya akan ada sedikit peningkatan.
Dalam pernyataan Kebijakan Moneternya (SoMP) pada Jumat (5/Agustus) ini, RBA memprediksi pertumbuhan tahunan akan mencapai 2.5 persen dari 3.5 persen hingga Desember, dan akan maju di sekitar 3 persen ke 4 persen pada tahun 2018. Ada sedikit perubahan dalam tingkat pengangguran jangka pendek. "Karena prospek pertumbuhan dalam aktivitas ekonomi positif, maka masih ada ruang untuk penguatan pertumbuhan," kata RBA.
Inflasi inti (core inflation) Australia diperkirakan akan masih di bawah 2 persen untuk perkiraan garis besar tahun 2018. Akan tetapi, RBA tidak memberikan petunjuk tentang kenaikan suku bunga lagi setelah melakukan pemangkasan ke level 1.5 persen pada hari Selasa lalu.
Dolar Australia Dan Ekonomi China Kuncinya
Sementara mata uang diperkirakan masih tak akan bergerak jauh dari level sekarang. Namun, mata uang Australia merupakan representasi signifikan, sumber dari ketidakpastian mengingat potensinya untuk bereaksi, mengubah perubahan outlook pertumbuhan, harga komoditas, dan pengambilan kebijakan di dalam maupun luar negeri.
"Di Australia, rendahnya tingkat suku bunga dan depresiasi nilai tukar Dolar Australia sejak tahun 2013 masih menjadi penopang aktivitas ekonomi terhadap sektor non-sumber daya alam," tulis RBA.
Sementara itu, China, yang merupakan negara partner perdagangan kunci bagi Australia, turut menjadi sumber inti dari ketidakpastian. Ketidakpastian China meliputi perlambatan dalam pasar properti hingga bagaimana otoritas pemerintahnya mendukung pertumbuhan di tengah reformasi ekonomi yang kurang lancar.
Dolar Australia menapaki kenaikan pada pagi ini, dengan AUD/USD menuju posisi 0.76546 dari sebelumnya di level 0.7637 sebelum laporan tersebut diumumkan.