EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,106.49   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 4 jam lalu, #Saham AS

RBA Tak Ubah Suku Bunga November 2014, Diperkirakan Tunggu The Fed

Penulis

Bank Sentral Australia (RBA) mengumumkan bahwa kebijakan suku bunganya tidak berubah di level 2.5 persen pada Selasa (04/11) hari ini. Kekurangan yang masih menghinggapi pasar tenaga kerja, kenaikan harga rumah, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai negara partner perdagangan nomor satu Australia menjadi pertimbangan RBA.

Bank Sentral Australia (RBA) mengumumkan bahwa kebijakan suku bunganya tidak berubah di level 2.5 persen pada Selasa (04/11) hari ini. Kekurangan yang masih menghinggapi pasar tenaga kerja, kenaikan harga rumah, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai negara partner perdagangan nomor satu Australia menjadi pertimbangan RBA dalam mempertahankan tingkat suku bunga rendahnya.

bank_sentral_australia

 

Tunggu The Fed

Tingkat suku bunga 2.5 persen tersebut telah menjadi acuan RBA sejak bulan Agustus 2013. Keputusan Glenn Stevens, Gubernur RBA, tersebut memang telah diprediksikan oleh para analis ekonomi. Para analis tersebut memperkirakan bahwa RBA akan tetap menjaga tingkat suku bunganya saat ini sampai setelah The Fed AS menaikkan target (suku bunga)-nya dalam waktu dekat, yakni pada semester kedua tahun depan.

Mata uang Australia masih cukup kuat sejak bulan lalu, sehingga menghambat upaya RBA untuk membantu perkembangan ekspansi bisnis domestik yang masih lemah akibat terdampak oleh masalah pertambangan. Tingkat suku bunga yang rendah telah memicu spekulasi bahwa bidang perumahan mulai mendistorsi pasar dan mendorong para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan pembatasan hipotik bagi para investor.

Menyusul laporan ini, Dolar Australia justru melambung, dengan AUD/USD yang diperdagangkan pada 0.8729 atau naik 0.56 persen. Sebelumnya, Australia hari ini juga menerbitkan laporan mengenai defisit neraca perdagangan dan penjualan retail.

210142
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.