Hari Jumat 4 April kemarin merupakan hari yang krusial bagi mata uang mayor. Angka NFP untuk bulan Maret dilaporkan hanya 192,000. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan NFP bulan lalu yang mencapai 197,000 dan lebih rendah daripada ekspektasi yang mengharapkan penambahan sebanyak 200,000.
Para investor pun menunjukkan reaksi kecewa dengan angka tersebut. Di sesi Amerika malam tadi, saham AS, Nasdaq, rontok sebanyak 2% dan S&P pun menyusul dengan anjlok sebanyak 1.3%. Tak mengejutkan, Si Hijau pun akhirnya melemah terhadap Yen dan mata uang komoditas. USD/CAD merosot hingga 70 pip satu jam setelah laporan tenaga kerja Kanada dilaporkan menguat.
Dolar AS pun tampak masih belum berdaya menghadapi Euro, kendati telah muncul rumor bahwa Mario Draghi dan rekan-rekannya di ECB sedang bersiap menggelontorkan QE sebanyak 1 Triliun Euro. Jika diakumulasikan dengan pernyataan dovish Draghi pada Kamis lalu, rumor tersebut dapat dikatakan tak menguntungkan Euro maupun Poundsterling.
Kesimpulannya, hari Jumat (04/04) adalah harinya Yen. Betapa tidak, baik USD/JPY, EUR/JPY, maupun GBP/JPY, seluruhnya terjungkal hingga 100 pip dari detik-detik menjelang NFP hingga 24 jam setelah laporan NFP dirilis.
Untuk sesi Asia pagi ini, pasar Tiongkok sedang tutup dalam rangka libur nasional. Laporan iklan tenaga kerja dari ANZ Australia akan menjadi satu-satunya data yang dirilis dalam sesi perdagangan pagi ini, meskipun dampaknya tak akan terlalu tinggi.
