USD/JPY menunjukkan sedikit penurunan pada Selasa (17/02) hari ini pasca Bank Sentral Jepang (BOJ) memutuskan untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter mereka seperti sebelumnya. Pagi tadi, Dewan Pembuat Kebijakan BOJ mengambil putusan yang dilakukan melalui pemungutan suara, dimana hasilnya adalah 8 banding 1.
Mayoritas suara tersebut menginginkan untuk tidak melakukan revisi apapun terhadap outlook inflasi jangka pendek mereka sementara harga minyak masih lemah. BOJ mempertahankan kebijakan stimulus basis moneter dengan laju tahunan 80 triliun Yen, sesuai dengan ekspektasi para analis.
Mempertimbangkan Efek Rendahnya Harga Minyak
Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, masih menghitung keuntungan yang didapatkan dari rendahnya harga bahan bakar terhadap perekonomian Jepang, serta melihat dampaknya terhadap kemajuan pertumbuhan dan inflasi dalam jangka panjang. Fokus saat ini terletak pada hasil perundingan mengenai upah antara perusahaan-perusaahan dan serikat pekerja, yang akan memberikan gambaran apakah bisnis saat ini masih melanjutkan kepemilikan uang tunai dan menguntungkan bagi para pekerja.
"BOJ mengakui bahwa harga konsumen masih dapat jatuh, sementara indikasi BOJ saat ini sepertinya belum berencana untuk melawan kondisi tersebut," demikian diungkapkan oleh Koya Miyamae, ekonom dari SMBC Nikko Securities Inc. yang diwawancarai oleh CNBC.
Pasar pun bereaksi, dengan Yen yang sedikit berubah ke posisi 121.38 per Dolar AS, melemah tipis 0.02 persen pada pukul 12:48 waktu Tokyo. Yen sendiri sudah melemah sekitar 22 persen semenjak Kuroda memulai kebijakan pelonggaran pada April 2013.