EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.92/oz   |   Wall Street 38,258.01   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 16 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 16 jam lalu, #Saham AS

USD/JPY Sedikit Tergelincir Pasca Data CPI Jepang Kuartal Tiga

Penulis

Yen sedikit menguat setelah diumumkannya data-data ekonomi Jepang Jumat (27/11) pagi ini dengan hasil yang beragam. USD/JPY saling tarik menarik di tengah laporan belanja rumah tangga, CPI, dan inflasi Jepang serta ketegangan politik antara Rusia dan Turki.

Yen sedikit menguat setelah diumumkannya data-data ekonomi Jepang Jumat (27/11) pagi ini dengan hasil yang beragam. USD/JPY saling tarik menarik di tengah laporan belanja rumah tangga, CPI, dan inflasi Jepang serta ketegangan politik antara Rusia dan Turki. USD/JPY diperdagangkan di kisaran 122.64, tergelincir tipis 0.06 persen.

belanja_jepang


Household Spending, CPI, dan Unemployment Jepang Beragam

Belanja rumah tanggga (household spending) Jepang untuk bulan Oktober melorot 2.4 persen, jauh lebih besar daripada ekspektasi kemelorotan 0.1 persen tahun-ke-tahun. Sedangkan dalam basis bulan ke bulan, belanja rumah tangga negara tersebut turun 0.7 persen, dibandingkan dengan ekspektasi perolehan 1.1 persen.

Selain itu, salah satu data yang paling ditunggu-tunggu, CPI, ternyata dilaporkan jeblok dalam tiga bulan terakhir. Indeks Harga Konsumen inti (Core CPI) Jepang, yang tidak memasukkan harga makanan segar, namun memasukkan harga minyak, tergelincir 0.1 persen hingga bulan Oktober, demikian menurut data resmi pemerintah Jepang.

Akan tetapi, penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh dampak dari menurunnya harga bahan bakar. Sehubungan dengan hal itu, Bank Sentral Jepang (BOJ) pernah menyatakan bahwa pihak mereka akan mempertimbangkan tambahan pelonggaran moneter apabila dibutuhkan demi mencapai target inflasi 2 persen.

Tambahan Pelonggaran BOJ

Hampir setengah analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa BOJ akan menambah pelonggaran di bulan Januari mendatang. Namun, sejumlah pejabat BOJ masih enggan untuk melakukan ekspansi terhadap program stimulus masif tersebut, kecuali, jika permintaan ekspor melemah dalam waktu lama sehingga mematahkan kepercayaan bisnis dan mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengaku kesulitan untuk menggenjot ekspektasi dan upah.

"Perusahaan-perusahaan kecil, yang selalu mengalami kerugian dan tidak membayara pajak, sama sekali tidak bisa mendapatkan keuntungan. (Sehingga) Jika mereka diharuskan menaikkan upah, kerugian mereka akan semakin besar dan akan semakin sulit bagi mereka untuk mempertahankan usahanya," tutur Masamichi Adachi, ekonom JPMorgan yang diwawancarai oleh Mainichi Japan.

Selain itu, data pengangguran Jepang juga dirilis hari ini dengan hasil penurunan tingkat pengangguran sebanyak 3.1 persen pada bulan Oktober dari 4.4 persen dalam bulan sebelumnya.

254901
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.