Rapat reguler The Fed (FOMC) yang digelar pada Selasa (17/03) malam nanti, diharapkan dapat menjadi sinyal untuk mengakhiri era suku bunga nol yang selama ini menyelimuti ekonomi AS. Kenaikan suku bunga The Fed ini sangat gencar dibicarakan karena akan menjadi kenaikan yang pertama kalinya sejak enam tahun.
Pertemuan yang dilaksanakan selama dua hari ini akan berakhir pada hari Rabu. Pasar mengekspektasikan, kata "bersabar" yang biasa dipakai dalam redaksional kebijakan suku bunga, kali ini akan dieliminasi. Artinya, ada peluang suku bunga akan dinaikkan secepatnya Juni mendatang. The Fed juga akan merilis proyeksi ekonominya bersama dengan konferensi pers Ketua The Fed, Janet Yellen.
Mencerna Testimoni Yellen Februari Lalu
Sebelumnya, dalam testimoni di hadapan senat beberapa waktu lalu, Yellen mengatakan bahwa bank sentral akan segera mengubah istilah "bersabar untuk menaikkan suku bunga" yang telah dipakai dalam pernyataan kebijakan Federal reserve akhir-akhir ini.
Namun, Yellen memperingatkan bahwa pengubahan redaksional kebijakan moneter tersebut bukanlah cikal bakal munculnya kenaikan (suku bunga) yang lebih besar di luar perkiraan. Ia menjelaskan hal itu merupakan pertanda jika bank sentral menghendaki fleksibilitas dalam mengambil keputusan di tiap-tiap rapatnya.
Dampak Dieliminasinya Kata "Bersabar"
Menurut analisa dari Jeff Rosenberg, ahli strategi investasi dari dari BlackRock, ada dua hal yang diawasi oleh pasar dari The Fed, yakni inflasi dan tingkat pengangguran jangka panjang. Dua hal tersebut akan menjadi mandat bagi The Fed yang paling berpengaruh untuk menaikkan suku bunga.
Adapun tidak digunakannya lagi istilah "bersabar", lanjut Rosenberg, dapat merujuk bahwa The Fed sedang berusaha menyampaikan pada publik jika mereka akan sangat bergantung pada data. Jika ekspektasi inflasi nantinya diturunkan, The Fed dapat melambatkan laju kenaikan suku bunga, begitupun sebaliknya. Meski demikian, sebagian besar analis masih memperkirakan kenaikan suku bunga akan dilaksanakan pada Juni atau September.