Ekspor Jepang mengalami pertumbuhan dalam laju yang tercepat sejak delapan bulan pada bulan Oktober lalu. Hal ini menjadi tanda yang cukup menggembirakan karena itu artinya, permintaan global dapat membantu Negeri matahari terbit ini untuk bangkit dari resesi dan mendukung outlook ekonomi BOJ yang optimis.
Peningkatan tahunan ekspor Jepang mencapai 9.6 persen pada bulan Oktober atau dua kali lipat dari perolehan 4.5 persen yang diprediksikan oleh para ekonom Reuters. Selain itu, angka pada bulan Oktober ini juga lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor tahunan pada bulan September yang 6.9 persen.
Sinyal lain yang ditunjukkan oleh data ini adalah bahwa negara ekonomi ketiga dunia sedang berusaha berdiri lagi. Sebuah survei swasta menunjukkan bahwa pertumbuhan output pabrikan Jepang juga ikut tumbuh dalam laju yang tercepat sejak bulan Maret pada bulan November ini. Secara umum, neraca perdagangan Jepang pada bulan Oktober mengalami penyempitan defisit menjadi 710 miliar Yen dibandingkan dengan ekspektasi penyempitan yang hanya mencapai 1.186 triliun.
Angin Segar
Seperti yang telah diketahui, para pembuat kebijakan di Jepang terkejut mengetahui fakta data bahwa ekonomi Jepang terjerumus kembali ke jurang resesi akibat kenaikan pajak bulan April lalu. Dari situlah, kabar membaiknya ekspor Jepang ini menjadi sedikit angin segar bagi ekonomi Jepang yang sedang muram.
Merespon data-data tersebut, Yen mengukir level tinggi tujuh tahun terhadap Dolar AS pada hari ini dan level rendah enam tahun terhadap Euro. USD/JPY diperdagangkan pada 118.347 dan diperkirakan Yen akan terus melemah akibat stimulus BOJ.
