EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,224.08   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 15 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 15 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 15 jam lalu, #Saham AS

Goldman Sachs: Sell Aussie Jelang Rapat RBA

Penulis

RBA akan kembali menggelar rapat kebijakan moneter esok hari. Goldman Sachs Asset Management memasang bearish bagi perdagangan Dolar Australia.

Seputarforex.com - Goldman Sachs Asset Management (GSAM) memperingatkan terbentuknya puncak reli Dolar Australia, dan menyarankan untuk sell mata uang tersebut setelah lonjakan ke high dua tahun pada pekan lalu. Hal tersebut juga didasari oleh kecilnya kemungkinan bagi Bank Sentral Australia (RBA) untuk menaikkan suku bunga.

dolar-australia

 

Jelang Rapat RBA Agustus 2017

Selasa besok, RBA akan kembali menggelar rapat kebijakan moneter. Goldman Sachs memasang bearish bagi perdagangan Dolar Australia. "Relinya membuat mata uang tersebut (AUD) menjadi mahal terhadap mata uang pasangannya, termasuk (mata uang) Asia dan Eropa," kata Philip Moffit, Kepala Bagian Fixed Income di perusahaan tersebut kepada Sydney Morning Herald akhir pekan lalu.

"Untuk (negara) 'small-open-economies' seperti Australia--dimana mata uang yang kuat merupakan penghalang bagi pesatnya pertumbuhan--penguatan mata uang membuat prospek respon dari kebijakan moneter menjadi cukup minim," kata Moffit lagi. "Kita akan mencari keuntungan dari hal ini."

Dolar Australia tercatat sudah mendulang kenaikan hingga 6.1 persen sepanjang tahun 2017, dan mencapai level tertinggi sejak bulan Desember 2014. Pada hari Senin (31/Jul) hari ini, AUD/USD diperdagangkan pada angka 0.7980, dengan kecenderungan stabil di rendah sejak penurunan di hari Kamis minggu lalu.

Pagi tadi, China, negara partner perdagangan terpenting Australia, melaporkan bahwa indeks PMI Gabungannya tergelincir pada bulan Juli, namun masih di atas 50 poin. Artinya, masih dalam kategori ekspansi.

 

Dua Komponen Inti Trading AUD Minggu Ini

Meski demikian, menurut Moffit, yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah lemahnya Dolar AS. "Itulah komponen utamanya. Komponen keduanya adalah ekspektasi 'palsu' yang menyebutkan bahwa RBA akan mulai menaikkan rate bunga," imbuhnya.

"Jika mata uang tersebut (Dolar Australia) masih di kisaran 80 sen AS, itulah topik inti dari pembicaraan kita," kata Moffit. "Kami tidak mengekspektasikan adanya perubahan suku bunga sampai setidaknya di semester kedua tahun depan."

279737
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.