Setelah melewati sesi Asia dan Eropa yang cenderung tenang di akhir pekan (9/9), dollar AS terlihat dominan sejak awal sesi New York malam hari ini setelah Presiden The Fed Boston memberi pernyataan bernada hawkish, memberi sentimen positif kepada Greenback untuk menguat.
Presiden Federal Reserve cabang Boston, Eric Rosengren pada hari jumat pagi waktu setempat berkesempatan memberikan pidatonya bernada hawkish dimana beliau menegaskan bahwa ada banyak alasan yang logis untuk segera memberlakukan kebijakan pengetatan moneter secara gradual.
Komentar Eric Rosengren bisa menjadi sinyal bahwa FOMC sebenarnya tetap mempertahankan kemungkinan rate hike di penghujung tahun 2016 mendatang dan masih menginginkan peluang kenaikan suku bunga tetap terbuka pada pertemuan FOMC bulan ini.
Rosengren juga menambahkan bahwa tidak ada alasan menuda rate hike lebih lama lagi karena justru bisa berakibat terjadinya overheating dalam perekonomian negeri Paman Sam. Pernyataan hawkish dari presiden The Fed Boston tersebut diprediksi akan meningkatkan probabilitas Fed rate hike di tahun 2016 hingga diatas 60 persen dan hal itulah yang mendorong dollar AS menguat terhadap berbagai major currency seperti yang terlihat pada malam hari ini.
Ketegangan Geopolitik Asia Timur Topang Greenback
Tidak hanya komentar hawkish Eric Rosengren yang membuat dollar AS menguat, melainkan juga disebabkan oleh ketegangan geopolitik kawasan Asia Timur dimana Korea Utara dilaporkan sukses melakukan uji coba nuklir untuk ke-5 sehingga menyebabkan terjadinya pengalihan arus dana dari aset beresiko ke valuta safe heaven.
Saat berita ini diturunkan, Greenback melejit versus sebagian besar major currency seperti yang terlihat pada pair EUR/USD yang sempat melemah 0.52 persen dan kini diperdagangkan pada level 1.1218 sedangkan GBP/USD berada di level 1.3268. Meskipun menguat namun dollar AS bakal mencatat pelemahan mingguan terutama terhadap Euro dan Franc Swiss.