Ulasan Saham 3 Februari: Dari TLKM Hingga MDKA |
Potensi penurunan ekonomi di China cukup besar akibat virus Corona. Lantas, bagaimana potensi pergerakan IHSG? Simak pula saham-saham pilihan berikut ini.
IHSG View
Wabah virus Corona makin membuat market tertekan dan mengakhiri tren positif, yang biasa terlihat di bulan Januari dengan penurunan sebesar 5.71% secara year-to-date (ytd). Dilaporkan, sudah lebih dari 10,000 orang di China terinfeksi dan korban yang meninggal mencapai di atas 200 orang. Penutupan wilayah di beberapa provinsi di China membuat aktivitas ekonomi terganggu. Pada perdagangan (31/Januari), IHSG turun 1.94% ke level 5,940.
Beberapa sektor yang mendorong penurunan IHSG bisa lihat di bawah ini:
- Aneka Industri: -3.32%
- Keuangan: -2.35%
- Infrastruktur: -2.03%
Macro View
Kementerian Keuangan (Kemkeu) dalam rapat dengan Komisi XI DPR, memprediksi defisit anggaran pada tahun 2020 akan melebar dari target yang ditetapkan di kisaran 1.76%, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Prediksi ini melanjutkan kondisi pada tahun 2019, yakni tahun lalu defisit anggaran melebar dari target 1.8% terhadap PDB menjadi 2.2% terhadap PDB.
Daily Outlook
Dikutip dari CNBC Internasional, setidaknya ada 24 provinsi, kota dan daerah di China telah menginformasikan bahwa tidak ada aktivitas bisnis hingga 10 Februari nanti. Padahal, pada tahun lalu, bagian-bagian wilayah di China tersebut menyumbang lebih dari 80% PDB nasional di China, dan sekitar 90% adalah ekspor. Dengan begitu, data ini menunjukkan skala efek dari potensi penurunan ekonomi di China cukup besar dan efek ini bisa membuat perlambatan ekonomi di China semakin nyata.
Berita Emiten
Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) terus melakukan ekspansi. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp1.4 triliun. Jumlah ini naik 40% dibandingkan dengan alokasi belanja modal tahun lalu, yang hanya sekitar Rp1 triliun.
Produsen minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) Dharma Satya Nusantara (DSNG) mencatatkan kenaikan volume penjualan CPO sebesar 46% secara year-on-year (yoy) menjadi 666,000 ton pada 2019. Kenaikan tersebut didorong oleh adanya tambahan produksi CPO dari dua pabrik kelapa sawit (PKS) yang diakuisisi DSNG pada akhir 2018 dan penjualan sisa persediaan tahun 2018.
Teknikal
Berdasarkan analisa pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Indeks Overall Trend Short Term: Bearish
- Price: Turun
- Volume: Jual
- Sinyal: Rebound (terbatas)
- Range IHSG: 5,850–5,960
- Prediksi: Rebound (bullish)
Saham-Saham Pilihan
1. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Last Price: 3,800
Tren Potensial: Rebound
Dowtrend di jangka pendek dan berada di lower band bolinger bands. Indikator RSI menunjukkan oversold dan sepertinya speculative buy cukup menarik.
Action: Speculative Buy
- TP: 3,850 dan 3,900
- Support: 3,780
- Cut Loss: 3,750
- Area Buy: 3,790-3,810
2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Last Price: 4,460
Tren Potensial: Rebound
Dua candle black dalam dua hari terakhir dan membuat RSI berada di level 45.7%, yang menunjukkan harga menuju oversold. Tekanan jual masih cukup terasa. Perhatikan level Support 4,420-4,440 untuk technical rebound saham BBRI.
Action: Speculative Buy
- TP: 4,520 dan 4,550
- Support: 4,430
- Cut Loss: 4,400
- Area Buy: 4,430-4,450
3. Mitra Keluarga (MIKA)
Last Price: 2,600
Tren Potensial: Rebound
Harga masih bertahan di atas MA5 dan memberikan sinyal Rebound setelah RSI mulai bergerak dari oversold ke area 50%. Tren bullish di jangka pendek
Action: Hold
- TP:2,650 dan 2,700
- Support: 2,500
- Cut Loss: 2,400
- Area Buy: 2,520-2,540
4. Merdeka Copper Gold (MDKA)
Last Price: 1,170
Tren Potensial: Sideways
Harga bertahan di atas MA5, MA9 dan MA20. Bollinger band menyempit yang menandakan volatilitas terbatas. Indikator RSI 55.5% yang menunjukkan harga normal. Jika berhasil break 1,200, maka berpotensi menuju 1,250.
Action: Trading Buy
- TP:1,205 dan 1,220
- Support: 1,150
- Cut Loss: 1,060
- Area Buy: 1,150-1,170