Menu

Performa Dinilai Turun, Harga Saham Perbankan Terguling

Utari

Indeks saham 23 emiten finance anjlok 12.96 poin (1.88 persen), mengalami penurunan sebesar 1.74 persen. Tergulingnya indeks saham ini disebabkan oleh adanya penurunan performa yang berimbas langsung terhadap harga-harga saham perbankan.

Indeks saham 23 emiten finance anjlok 12.96 poin (1.88 persen), mengalami penurunan sebesar 1.74 persen. Tergulingnya indeks saham ini disebabkan oleh adanya penurunan performa yang berimbas langsung terhadap harga-harga saham perbankan. Hal tersebut juga membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) tergelincir ke 39,730 poin meninggalkan level psikologis 4.800, padahal IHSG secara year to date masih bisa mengalami pertumbuhan sebesar 4.22 persen.

Adapun tiga besar saham perbankan yang menjadi top trading value dan mayoritas adalah berupa transaksi jual, yakni saham milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Saham BMRI diperdagangkan 9.4 persen dari total transaksi yaitu sebesar Rp 500 miliar, BBCA sebanyak Rp 380 miliar, 7.1 persen dari seluruh transaksi, sedangkan BBRI hanya diperdagangkan sebesar 5.7 persen yaitu senilai Rp 307 miliar. Dengan demikian total nilai transaksi saham oleh para investor adalah Rp 5.33 triliun dengan transaksi reguler Rp 4.16 triliun dan pasar negosisasi sebesar Rp 1.17 triliun.

Investor asing melepas saham-saham perbankan karena pada pasar reguler mereka membukukan transaksi jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp 427.7 miliar dan sebanyak Rp 380 miliar adalah berupa transaksi jual. Namun, penurunan sektor keuangan yang sebesar 1.88 persen masih relatif lebih kecil dibandingkan penurunan pada sektor industri sebesar 2.75 persen.

Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, tekanan jual saham perbankan oleh investor asing dinilai terlalu bersemangat dan berada di luar kewajaran. Dia juga menambahkan, mereka merasa pesimis pada performa perbankan Indonesia karena beredar kabar JP Morgan memperkirakan kinerja kuartal pertama perbankan Indonesia memburuk dengan perolehan laba yang turun sebesar 19 persen dan enam persen pada biaya operasional.

Disamping itu, non-performing loan (NPL) naik tipis menjadi 2.8 persen dari sebelumnya 2.7 persen dan ada spread 17 basis poin dari rendahnya deposito. Saham- saham bank seperti BBNI, BBRI, BMRI diduga memiliki resiko tertinggi dari kenaikan biaya kredit yang signifikan sepanjang kuartal pertama di tahun 2016 ini.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE