Seperti yang telah Anda baca dan pelajari tentang RSI pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa RSI merupakan indikator oscillator yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan pergerakan harga. Pembuatnya adalah seorang trader bernama J. Welles Wilder dan dikembangkan untuk pertama kalinya sekitar tahun 1970. Fungsi utama RSI ini adalah sebagai indikator penentu terjadinya overbought dan oversold.
Untuk memudahkan Anda memahami cara menganalisis pasar menggunakan indikator RSI ini, kami akan membuat sebuah ilustrasi visual. Sebagai contoh, di bawah ini pergerakan harga pasangan mata uang EUR/GBP pada kerangka waktu (time frame) 8 jam.
Sesuai dengan grafik visual tersebut, terlihat bahwa EUR/GBP bergerak menurun sebanyak 1312 pips, selama dua belas bulan terakhir. Pertanyaannya adalah, bagaimana sebuah indikator RSI dapat membantu Anda menentukan arah trading berikutnya?
Cara Menggunakan Indikator RSI
Sebelum Anda mempelajari cara menentukan arah trading dengan memanfaatkan indikator RSI, yang pertama Anda perlu pahami adalah bagaimana cara RSI memberikan sinyal trading kepada para trader.
Umumnya, pengaturan RSI selalu berada dalam default set, yaitu pada periode 14. Sementara, untuk aturan signalnya, yang disebut sebagai overbought pada RSI adalah grafik yang berada di atas nilai 70, sedangkan oversold berada di bawah 30.
Ketika trading menggunakan indikator RSI, maka aturan entry point-nya adalah:
- Buy ketika market oversold.
- Sell ketika market overbought.
Analisa EUR/GBP Dengan RSI
Perhatikan chart EUR/GBP yang sudah dipasangi indikator RSI dengan default setting berikut ini.
Dalam kasus trading pasangan mata uang ini, yang perlu kita utamakan adalah sinyal overbought, dikarenakan trend yang sedang berlangsung adalah bearish (turun) yang berkepanjangan. Sebelum melakukan Sell, cermati sungguh-sungguh bahwa pergerakan indikator RSI sudah melebihi nilai 70. Apabila trader berhasil menemukan pergerakan grafik yang melebihi nilai 70, maka persiapan open posisi dapat segera dilakukan.
Untuk trading dalam jangka yang lebih panjang, kita juga bisa meningkatkan timeframe pemantauan pasangan EUR/GBP yang kita gunakan. Misalnya menjadi timeframe Weekly atau Monthly.
Jika Anda perhatikan pada chart EUR/GBP tersebut, terdapat tiga sinyal entry berdasarkan indikator RSI, selama 1 tahun terakhir. Walaupun bukan merupakan jumlah trading yang banyak, namun jelas terlihat, bahwa indikator RSI ini terbukti mampu membantu para trader untuk menentukan waktu yang tepat untuk entry.
Sebagai konfirmator dalam trading menggunakan indikator RSI, Anda juga bisa melengkapinya dengan menghafalkan sejumlah pola candlestick penting yang mungkin muncul bersamaan dengan kondisi overbought dan oversold. Diantaranya, candle jenis reversal seperti Hammer sebagai pelengkap sinyal oversold. Kemudian ada juga candle Shooting Star atau Hanging Man untuk mengkonfirmasi kondisi overbought.