Dolar Australia rebound pada hari Rabu (15/07) ini dengan solidnya data GDP China, negara partner perdagangan nomor satu bagi Australia. Penguatan Aussie tersebut mengabaikan penurunan yang terjadi dalam data ekonomi domestik Australia, yakni kepercayaan konsumen. AUD/USD diperdagangkan pada 0.7466 atau naik tipis 0.12 persen.
Angka GDP Tiongkok dilaporkan menyentuh 7.0 persen dalam basis tahunan pada kuartal kedua ini, sedikit lebih tinggi di atas prediksi Reuters 6.9 persen. Sedangkan output industri untuk bulan Juni meningkat hingga 6.8 persen (tahun-ke-tahun), lebih tinggi daripada ekspektasi 6.0 persen. Sementara itu, penjualan retail bulan lalu menanjak ke 10.6 persen, dibandingkan dengan prediksi 10.2 persen.
Sedangkan dari Australia sendiri, survei data Kepercayaan Konsumen Westpac-MI untuk bulan Juli terjun bebas hingga 3.2 persen ke angka 92.2, level terendah sejak bulan Desember tahun lalu. Kemerosotan tersebut sekaligus menghapus pantulan naik pada bulan Mei, setelah suku bunga RBA dipotong menjadi 2%.
Efek Ketidakstabilan Ekonomi Global
Menurut Kepala Ekonom Westpac, Bill Evans, di tengah berbagai ekspektasi pasar, pihak Westpac juga membatasi kesempatan akan terjadinya perubahan yang lebih jauh pada bulan November. Atau dapat disimpulkan bahwa angka tersebut diperkirakan akan bertahan setidaknya hingga tahun 2016. Evans juga menyebutkan bahwa keadaan ini dipengaruhi pula oleh ketidakstabilan ekonomi di Eropa serta efek domino dari merosotnya saham China beberapa waktu lalu.