Rapat kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) hari ini (3/11) dinilai sebagian pihak sebagai momen terpenting bagi bank sentral tersebut dalam tahun 2015. Menjelang pengumuman pasca rapat pukul 10.30 nanti, Aussie diperdagangkan menguat, khususnya terhadap Dolar AS dan Yen
AUD/JPY mencatat penguatan dua hari beruntun tanpa menghiraukan rendahnya PMI Manufaktur Caixin China kemarin, melonjak ke wilayah 86.50. Sedangkan meski sempat lesu di awal sesi Asia hari Senin, tetapi di awal sesi Asia hari ini AUD/USD diperdagangkan hingga ke kisaran 0.7165, level tertinggi sejak tanggal 28 Oktober. Selain karena lemahnya Dolar AS pasca rilis PMI Manufaktur ISM tadi malam, pasar juga mengantisipasi kemungkinan RBA akan mempertahankan level suku bunga lamanya.
Sebagian besar analis menilai RBA akan membiarkan suku bunga pada tingkat 2 persen untuk kesempatan kali ini. Hanya 12 dari 29 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga ke 1.75 persen.
Meski pertumbuhan ekonomi dan inflasi lesu, tetapi bank sentral sejauh ini nampak cukup puas pada kontribusi nilai tukar rendah AUD untuk menopang sektor non-pertambangan. Kebanyakan pakar juga memprediksi dewan gubernur RBA bakal mengabaikan jebloknya CPI kuartal tiga yang dirilis pekan lalu.
Kathy Lien dari BK Asset Management juga mengekspektasikan RBA tidak akan menaikkan suku bunga, tetapi ia mengatakan pada Sydney Morning Herald bahwa "Walau RBA bisa membiarkan suku bunga tetap, (tetapi) ada alasan untuk bersikap dovish, dan komentar yang (terkesan) hati-hati bisa mendorong Dolar Australia (ke level) lebih rendah."