Yen Jepang tiba-tiba menguat terhadap Dolar AS pada Kamis (02/12) sore hari ini setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menambahkan stimulus ekstra, termasuk dalam upaya untuk melindungi mata uangnya dari pelemahan lebih jauh. Hal itu dimaksudkan sebagai tindakan preventif dalam memburuknya sentimen konsumen di Jepang.
Bank Sentral Jepang mendorong Yen menguat ketika menyatakan bahwa mereka akan berusaha untuk menahan diri dari upaya menambahkan stimulus moneter ekstra untuk melindungi sentimen konsumen di negara tersebut.
Akibatnya, beberapa saat setelah berita ini diturunkan, Yen Jepang menguat hingga 1.40 persen dan diperdagangkan pada 118.74 Dolar AS, memukul level tinggi intraday baru. Namun, USD/JPY kemudian naik kembali dan diperdagangkan pada posisi $119.
Lindungi Sentimen Konsumen
Sumber berita dari WBPonline menulis bahwa menurut pejabat-pejabat BOJ, tidak akan ada upaya untuk mengimplementasikan pelonggaran kuantitatif yang lebih besar dalam waktu dekat, karena tindakan tersebut dipandang sebagai upaya yang justru akan membuat stimulus menjadi tidak produktif dalam memulihkan perekonomian. Mereka mengatakan bahwa kebijakan yang lebih agresif akan membawa konsekuensi yang sangat merugikan bagi mata uang Jepang, dan dikhawatirkan akan terefleksi pada memburuknya sentimen konsumen di negara Matahari Terbit itu.
Belum jelas siapa yang menyatakan dan dalam event apa pernyataan tersebut dipublikasikan, namun kemarin, dalam konferensi G-20 di Istanbul, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda sempat menyinggung bahwa bank sentral tidak berniat untuk melakukan upaya intervensi atas pelemahan Yen yang terjadi dalam sepekan terakhir.