Dolar AS masih bergerak dalam loss pada Kamis (02/04) pagi ini, namun sudah tidak separah malam tadi, saat adanya sinyal baru yang mengindikasikan bahwa perekonomian AS melambat secara signifikan pada kuartal pertama. Sejumlah perusahaan swasta AS hanya menambah sedikit tenaga kerja dalam kurun waktu satu tahun hingga Maret dan aktivitas pabrikan pun menurun mendekati level rendah dua tahun.
Yield-yield obligasi merosot dengan yield benchmark 10 tahunan yang kembali susut hingga 1.9 persen. Akibatnya, Greenback harus tumbang menghadapi mata uang-mata uang mayor lainnya. Dolar AS melorot hingga 119.42 Yen, dari level di atas 120.00, sebelum stabil di atas 119.66 di awal sesi Asia. Euro mengalami kenaikan ke 1.0800 terhadap Dolar, dari level rendah satu minggu di $1.0713. Pada sesi sebelumnya, EUR/USD berada di posisi 1.0771.
Berkebalikan dengan AS, aktivitas manufaktur di Eropa justru menunjukkan peningkatan, terutama manufaktur-manufaktur di Zona Euro. Kondisi ini menunjukkan bahwa perekonomian zona yang terdiri dari 19 negara tersebut berangsur-angsur pulih.
Nantikan NFP
Bullish Dolar saat ini meletakkan harapan mereka pada angka Non-Farm-Payroll (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat besok. Para analis yang disurvei oleh Reuters mengharapkan kenaikan hingga 245,000 pada bulan Maret, menyusul kenaikan sebanyak 290,000 pada bulan Februari.
Mata uang-mata uang komoditas mengalami pergerakan yang beragam pada sesi perdagangan malam tadi dengan Dolar Kanada yang mengambil keuntungan dari melonjaknya harga minyak sebanyak 5 persen kemarin. USD/CAD menduduki posisi 1.2615. Akan tetapi, dengan masih lemahnya harga bijih besi, mata uang komoditas lainnya, yakni Dolar Australia harus berada di bawah tekanan. Dolar New Zealand pun tak lebih baik, karena mata uang Kiwi tersebut terbebani oleh lemahnya harga produk olahan susu. Harga susu Fonterra New Zealand merosot karena meningkatnya suplai.