Dolar AS memulai sesi perdagangan Senin (21/09) hari ini dengan langkah yang cukup tegap. Mata uang AS tersebut telah pulih dari kerugiannya setelah bank-bank sentral mayor semakin dovish lantaran The Fed akhirnya memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunganya bulan September ini. Seperti yang diketahui, mayoritas pengamat ekonomi dan pelaku pasar sempat mengantisipasi kenaikan suku bunga AS tersebut.
Di samping itu, bullish Dolar kian terasah setelah komentar dari salah seorang pejabat The Fed, John Williams, yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga tahun ini nampaknya masih memungkinkan mengingat kebijakan yang diambil kemarin dikarenakan oleh situasi yang memang tidak memungkinkan.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor, kembali ke level 95.305, lepas dari level rendah tiga pekan di angka 94.063 yang tercapai di hari Jumat lalu. USD/JPY melompat ke level 120.08, memantul naik dari level 119.04 sebelumnya.
Komentar Peter Praet ECB
Sementara itu, EUR/USD meluncur turun ke posisi 1.125, setelah berjaya di puncak yang tercapai hari Jumat juga, di angka 1.1460. Menurut para trader yang dirangkum oleh Reuters, kegagalan EUR/USD untuk ditutup di atas angka teknikal $1.1400, dianggap pula sebagai salah satu penyebab aksi jual Euro. Dalam bulan ini, EUR/USD sudah reli sekitar 50 persen yakni dari angka 1.1087 menuju 1.1460.
Pernyataan dari Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB), Peter Praet, yang menegaskan kesiapan dan kesiagaan ECB untuk memodifikasi program pembelian obligasinya yang, tidak menolong Euro untuk mengungguli Dolar. Dalam wawancaranya dengan sebuah surat kabar Swiss pasca rapat kebijakan moneter ECB, Praet mengatakan bahwa program stimulus yang diluncurkan ECB itu harus disesuaikan dengan keadaan.
Komentar Andy Haldane BOE
Sedangkan di Inggris, di luar dugaan salah seorang pejabat Bank Sentral Inggris (BOE), Andy Haldane mengatakan bahwa tindakan selanjutnya yang semestinya dilakukan oleh BOE adalah memotong suku bunga, bukan menaikkannya. Akibatnya, Sterling pun didorong jatuh oleh Dolar AS dengan GBP/USD yang mencapai level 1.5522 dari sebelumnya di level tinggi tiga pekan di angka 1.5659.