Dolar Australia tampak turun sejajar dengan harga ekspor komoditasnya. Pernyataan tersebut diutarakan oleh Deputi Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Philip Lowe, dalam pidatonya di Sydney malam kemarin.
Nilai Tukar Aussie Terlalu Tinggi
"Apabila nilai tukar mata uang memainkan peran pentingnya sebagai stabilisator, maka nilainya harus rendah terlebih lagi karena kondisi perdagangan dan investasi sedang merosot." tutur Lowe. Lowe mengatakan bahwa pihaknya telah melihat adanya penyesuaian, namun apabila penilaian fundamental RBA tepat, maka ada kemungkinan penyesuaian akan dilakukan secara lebih gencar.
Meskipun Dolar Australia telah anjlok lebih dari 8 persen sejak tiga bulan terakhir, namun suku bunga RBA yang masih berada pada level 2.5 persen masih menarik bagi para investor. Mereka meninggalkan AS, Jepang, dan Eropa yang suku bunganya masih berkutat di kisaran nol. Perbedaan imbal hasil ini membantu Aussie bertahan dari penurunan dalam hal perdagangan utamanya kestabilan harga impor dan ekspor.
Menyinggung masalah level upah secara keseluruhan di Australia, Lowe mengatakan bahwa tingginya nilai tukar akan mengarah pada tingginya upah terhadap mata uang asing. Sehingga, nilai tukar yang rendah tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pada upah tenaga kerja.
AUD/USD diperdagangkan pada 0.8544 pada pukul 12:03 siang di Tokyo dari 0.8530 kemarin dan sempat mencapai 0.8514, level terendah sejak bulan Juli 2010. Totalnya, Aussie telah jatuh sebanyak 1 persen terhadap Dolar AS.
