Dolar AS secara umum tampak melemah di hari Rabu (03/06) ini dengan optimisnya harapan atas kemajuan dalam pembicaraan utang Yunani serta melonjaknya yield-yield obligasi Eropa. Dua hal tersebut menjadi kombinasi yang bagus untuk mendukung penguatan Euro hingga mendapat perolehan tiga bulannya.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang mayor lainnya, menurun ke 1.5 persen ke angka 95.943 pada hari Selasa kemarin, penurunan satu hari terbesar sejak bulan Juli 2013.
Data Ekonomi AS Dan Kemajuan Yunani
Malam tadi AS merilis data personal income yang tercatat lebih tinggi daripada ekspektasi yakni 0.4 persen dibandingkan 0.3 persen. Pesanan pabrikan AS bulan lalu minus 0.4 persen, lebih buruk dibandingkan perkiraan minus 0,1 persen padahal pada bulan Maret meningkat hingga 2.2 persen.
Euro menikmati kejayaan di level tingginya terhadap dolar AS, dengan EUR/USD yang mengalami kenaikan overnight sebanyak 2 persen ke posisi 1.115. Sementara itu, USD/JPY kembali menjauhi level tinggi dua belas tahun, yakni 125.04 yang tercapai pada Senin kemarin, dengan diperdagangkan di kisaran 123.9 pada hari ini. GBP/USD yang juga diperdagangkan pada kuatnya data ekonomi Inggris kemarin sore, juga menghimpun penguatan sebanyak 0.72 persen ke posisi 1.5339. Menurut analisa dari Steven Englander dari CitiFX yang diwawancarai oleh Straitsimes, pergerakan Euro dimulai karena perpindahan rate dan posisi ekarang tampaknya masih cukup mantap.
Hasil dari perundingan tingkat tinggi di Berlin malam tadi, Yunani dan para kreditornya mulai membuat draft untuk membicarakan akhir dari masalah ini demi membantu Yunani untuk melunasi pembayaran pada IMF Jumat besok.