Dolar Australia diperdagangkan menguat terhadap Dolar AS pada Senin (06/04) pagi ini setelah melemahnya Dolar menyusul laporan NFP AS untuk Maret 2015 yang hasilnya jauh di bawah ekspektasi. AUD/USD kembali ke kisaran 0.7625 pada hari ini, setelah sempat menyundul level tinggi di 0.7932 pada akhir pekan lalu. Nilai tukar Dolar Australia ini menjadi pengamatan yang cukup penting mengingat pada hari Selasa besok, bank sentral negara tersebut (RBA) akan mengumumkan kebijakan moneternya.
Ekspor Bijih Besi Memprihatinkan
Akankah RBA kembali memotong tingkat suku bunganya dengan nilai AUD/USD saat ini? Menurut Mitul Kotecha, analis dari FX Strategy di Barclays yang diwawancarai oleh CNBC, RBA diperkirakan akan menarik tali picu pemotongan suku bunga lebih cepat dibandingkan pemotongan suku bunga yang lebih lambat, mengingat runtuhnya harga bijih besi baru-baru ini. Bijih besi merupakan ekspor andalan Australia.
"Hal ini menarik, RBA mengatakan bahwa pihaknya telah cukup nyaman dengan nilai tukar AUD/USD di 0.75, namun, realita yang harus dihadapi saat ini adalah jatuhnya harga bijih besi yang bahkan lebih buruk (dari perkiraan). (Oleh karena itu) RBA kemungkinan ingin melihat nilai tukar Australia lebih lemah lagi sekarang." tutur Kotecha pada CNBC.
Pada pekan lalu, harga bijih besi anjlok di bawah $50 per ton untuk pertama kalinya dalam satu dekakde akibat banjirnya suplai dan lemahnya permintaan dari China. Neraca perdagangan bijih besi saat ini hanya mencapai kisaran seperlima saja dari total nilai ekspor Australia secara keseluruhan.