Jelang dirilisnya notulen Bank Sentral Eropa (ECB) petang hari nanti, Euro tampak bergerak menguat terhadap beberapa mata uang mayor lainnya, termasuk Dolar dan Poundsterling. Siang ini (08/10) EUR/USD mulai memanjat ke posisi 1.1276 dari posisi pagi tadi di 1.125. Poundsterling melemah 0.2 persen ke 0.7351 per Euro pada pukul 2 siang ini Waktu Indonesia Barat.
Menurut lembaga finansial asal Perancis yang juga bank terbesar ketiga dunia, BNP Paribas (BNPP), notulen ECB diperkirakan memang akan menunjukkan peningkatan tekanan akan perlunya penambahan stimulus moneter, antara mulai bulan Oktober ini (skenario yang dianggap paling tak mungkin) ataukah mulai bulan Desember mendatang (perkiraan yang paling mungkin).
Mengapa QE ECB Tak Mungkin Ditambah Bulan Ini
Notulen ECB dari rapat kebijakan moneter yang telah digelar awal September lalu, tulis BNP Paribas yang dikutip oleh FX Street, dapat menyedot perhatian lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Sebenarnya, masih terlalu dini untuk mendiskusikan bagaimana respon ECB dan bagaimana aplikasinya pada kebijakan moneternya nanti. Kemungkinan besar, notulen nanti akan lebih memberikan informasi mengenai seberapa besar perhatian Dewan ECB mengenai risiko dalam pertumbuhan dan inflasi.
Ekonom BNPP memperkirakan, ECB akan menambah program QE nya pada bulan Desember di tengah melemahnya data AS dan penguatan nilai tukar Euro. Dengan demikian, tindakan penambahan QE di bulan Oktober ini kemungkinan besar belum bisa diimplementasikan. Anggota Eksekutif ECB, Peter Praet, dijadwalkan akan berpidato malam nanti setelah rilis notulen ECB. Praet dikenal sebagai sosok yang terang-terangan mendukung kebijakan untuk penambahan stimulus.