Dolar AS stabil dan masih kuat terhadap Euro di kisaran $1.1827. Posisi tersebut tak jauh dari titik nadir sembilan tahunnya di $1.1754 yang tersentuh pada hari Kamis lalu. Euro juga tak lebih unggul dibandingkan Yen, dengan EUR/JPY yang menuju ke level terendah semenjak Bank Sentral Jepang secara mengejutkan menambah pelonggaran moneternya pada akhir Oktober. 
EUR/JPY sempat anjlok ke posisi 139.46, level terendah sejak tanggal 31 Oktober, sebelum akhirnya diperdagangkan pada posisi 140.01 pada pukul 2:08 siang waktu Tokyo. Bank Sentral Eropa (ECB) hampir dipastikan akan segera mencetak uang sebagai stimulus untuk menopang perekonomian Zona Euro yang lesu.
QE Sedang Digodok
Salah seorang anggota pejabat teras ECB, Ewald Nowotny, mengatakan bahwa bank sentral tersebut seharusnya tak terlalu lama menunggu untuk mengambil tindakan demi memacu inflasi dan pertumbuhan. Dalam sebuah diskusi panel yang digelar pada hari Senin kemarin, Nowotny menambahkan perihal pembelian obligasi. Opsi tersebut hingga kini masih dalam penggodokan.
Seorang narasumber dalam diskusi panel tersebut juga mengatakan bahwa saat ini, ECB tengah mempertimbangkan beragam pendekatan termasuk pembelian obligasi pemerintah yang dampaknya berupa risk-sharing di antara negara-negara Zona Euro, serta pemisahan pembelian oleh bank-bank sentral.
Terlepas dari hal itu, Presiden ECB Mario Draghi dijadwalkan akan mengumumkan program pembelian obligasi ECB ini secara resmi pada rapat rutin tanggal 22 Januari mendatang.
