iklan |
iklan |
EUR/USD turun cukup signifikan pada sesi trading Selasa malam (3/11), ditengah penantian data penting NFP AS yang akan rilis Jum'at pekan ini. Hasil laporan ketenagakerjaan dari negeri Paman Sam tersebut akan memberikan sinyal lebih lanjut terkait putusan the Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga jangka pendek tahun ini.
EUR/USD diperdagangkan antara 1.0937 dan 1.1053 pada sesi trading kemarin, sebelum akhirnya berakhir di posisi 1.0962, turun 0.0053 poin atau sebanyak 0.48 persen. Sejak 20 Oktober, Euro terhitung selalu ditutup melemah terhadap USD di 9 sesi trading. Bahkan, pair tersebut sempat ambles 2.05 persen saat terjadi aksi jual besar-besaran pada 22 Oktober lalu. Sepanjang bulan kemarin, EUR tercatat turun sebanyak 2.1 persen terhadap Greenback. Sementara itu, Indeks USD menguat 0.3 persen ke level intraday high di 97.57, sebelum ditutup di 97.26.
NFP Diproyeksi Naik, Investor Masih Enggan
Secara garis besar, investor tampak enggan untuk mengambil langkah menjelang NFP Oktober. Data tersebut diekspektasikan naik ke 190,000, jauh lebih tinggi dari peningkatan tipis sebanyak 142,000 di bulan sebelumnya. Para ekonom juga memprediksikan tingkat pengangguran AS turun 0.1 persen ke 0.5 persen, dan upah rata-rata per jam tumbuh sebanyak 0.2 persen. The Fed sudah mengisyaratkan bahwa mereka akan memonitor data tenaga kerja untuk mempertimbangkan langkah kebijakan selanjutnya.
Mario Draghi: ECB Siap Bertindak
Di sisi lain, Presiden ECB Mario Draghi masih terus mengirimkan sinyal kuat tentang kemungkinan ECB menambah stimulus pada pertemuan anggota dewan bulan Desember nanti. Pada rapat Oktober kemarin, Draghi sudah mengindikasikan prospek pelonggaran lebih lanjut untuk menunjang tingkat inflasi.
"Program-program pembelian aset saat ini masih berjalan mulus dan terus menunjukkan hasil positif..." demikian kata Draghi pada momen pembukaan acara European Cultural Days di Frankfurt. Ia kemudian menambahkan bahwa, "Walaupun permintaan domestik masih kukuh, kekhawatiran pada potensi pasar negara berkembang dan faktor-faktor eksternal lain kini menciptakan resiko yang membebani outlook pertumbuhan serta inflasi."
Presiden ECB tersebut menyatakan jika dalam konteks ini, tingkatan akomodasi dari kebijakan moneter ECB perlu dianalisa ulang pada rapat Desember nanti. "Para anggota dewan bersedia dan mampu bertindak dengan mengerahkan seluruh intstrumen yang ada jika memang itulah yang dibutuhkan untuk mempertahankan stabilitas akomodasi moneter." demikian tambahnya.