Perekonomian China tercatat tumbuh 6.9 persen dalam basis tahuh-ke-tahun di kuartal ketiga tahun ini. Laporan GDP China yang dirilis di hari Senin (19/10) pagi ini sekaligus sedikit lebih tinggi daripada ekspektasi kenaikan 6.8 persen yang diperkirakan.
Ragam Data Ekonomi China
Kabar ini menunjukkan bahwa kekhawatiran akan perekonomian China sedikit mereda walaupun angka GDP tersebut masih merupakan GDP kuartalan yang terlemah sejak tahun 2009. Sebelumnya, ada pula laporan mengenai produksi industri China yang meleset dari ekspektasi, yakni hanya mencapai 5.7 persen dibandingkan dengan eskpektasi kenaikan 6 persen.
Penjualan retail pun turut menjadi pusat perhatian, dimana China berhasil menorehkan kenaikan 10.9 persen tahun ke tahun sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, investasi aset tetap meningkat 10.3 persen dibandingkan dengan ekspektasi 10.8 persen.
Bank Sentral China (PBoC) diketahui telah melonggarakan kondisi finansial dan mendevaluasi Yuan dengan tujuan untuk mengatur perlambatan yang terjadi di negara ekonomi tersebut karena menyebabkan gangguan pada harga komoditas dan memukul aktivitas perdagangan global.
Australia, sebagai negara yang menjadikan China sebagai partner perdagangan nomor satu mereka, merespon positif laporan-laporan tersebut dengan AUD/USD yang melejit ke level tinggi 0.7279, lepas dari level rendah di posisi 0.7239. Di samping memengaruhi perekonomian Australia, data ekonomi China ini juga menjadi data yang paling dinantikan oleh para trader demi mendapatkan petunjuk apakah akan ada pelemahan global lebih lanjut sehingga dapat membuat The Fed kembali berpikir untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya tahun ini.
