Euro mulai mundur menghadapi Dolar AS di hari Jumat (13/11) sore ini setelah laporan mengenai data pendahuluan GDP Jerman. Pertumbuhan ekonomi Jerman melambat di kuartal ketiga seiring dengan perusahaan-perusahaan Zona Euro, termasuk Jerman, yang sempat harus berjibaku dengan krisis Yunani, serta perlambatan perekonomian China dan negara-negara berkembang.
Angka Domestik Bruto (GDP) Jerman secara musiman mengalami kenaikan 0.3 persen dalam tiga bulan hingga tanggal 30 September, setelah naik 0.4 persen pada kuartal sebelumnya, demikian yang dilaporkan oleh Biro Statistik Jerman di Wiesbaden. Angka GDP Jerman kali ini sesuai dengan estimasi para analis yang disurvei oleh Bloomberg.
Di samping itu, negara ekonomi terkuat kedua setelah Jerman di Zona Euro, Prancis, hari ini juga melaporkan data GDP dengan hasil naik 0.3 persen kuartal lalu, sesuai dengan ekspektasi.
Usaha China untuk bertransisi dari sektor investasi ke pertumbuhan yang berorientasi konsumen, secara tidak langsung menjadi risiko bagi negara yang berorientasi ekspor seperti Jerman. Jerman akhirnya harus berjuang untuk menaikkan produktivitas, padahal masyarakatnya cenderung sudah menginjak usia senja.
EUR/USD tergelincir hingga 0.31 persen ke angka 1.0782. Dolar AS sendiri mulai berhenti melemah setelah mundur pasca pernyataan Yellen dan pejabat-pejabat The Fed malam tadi. Semua pejabat The Fed yang berkomentar malam tadi, menunjukkan bahwa Bank Sentral AS tersesebut masih belum memutuskan langkah yang pasti dilihat dari perbedaan pandangan yang mereka tunjukkan.