EUR/USD 1.076   |   USD/JPY 152.880   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,293.86/oz   |   Silver 26.84/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 2 hari, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 2 hari, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 2 hari, #Saham AS

Harapan Ratu Elizabeth II Tentang Brexit Talk

Penulis

Dalam pidatonya, Ratu Elizabeth II masih mengekspresikan kepercayaan pada PM Theresa May untuk memandu Inggris dalam negosiasi Brexit.

Pada Rabu (21/6) siang waktu London, Ratu Elizabeth II selaku pemegang kekuasaan tertinggi Kerajaan Inggris menyampaikan pidato-nya. Pidato bertepatan dengan pembukaan sesi parlemen baru pasca diadakannya pemilu pada 8 Juni 2017 lalu dimana partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Theresa May gagal meraih kursi mayoritas parlemen Inggris.

Harapan ratu Elizabeth Tentang Brexit

Kegagalan May dalam pemilu parlemen dua pekan lalu menjadi sorotan, pasalnya kekalahan konservatif tersebut menjelang diadakannya Brexit Talk. PM May yang dikenal mendukung Hard Brexit harus mendapatkan banyak tekanan dari lawan politik dalam strategi terkait proses negosiasi perceraian dengan Uni Eropa.

Hal tersebutlah yang mendorong Ratu Elizabeth II menyinggung masalah Brexit dalam pidato resmi di hadapan Parlemen. Ratu juga menaruh harapan besar terhadap Theresa May yang sedang melakukan negosiasi Brexit dengan Uni Eropa.

"Prioritas utama pemerintahan saya adalah untuk mendapatkan kesepakatan terbaik (yang menguntungkan Inggris) ketika negara ini meninggalkan Uni Eropa," ucap Ratu Elizabeth II yang berbicara di hadapan parlemen.

Ratu juga mengatakan kepada seluruh anggota parlemen baik Majelis Tinggi maupun Majelis Rendah bahwa Pemerintah berkomitmen membangun "konsensus seluas mungkin" pada proses pembicaraan Brexit, dan berharap pemerintah akan berkerjasama dengan parlemen. Secara tidak langsung, Ratu Elizabeth II masih mendukung Theresa May sebagai Perdana Menteri dan berharap May mampu mendapatkan keuntungan (bagi Inggris) dalam Brexit Talk.

 

Ujian Berat “Brexit Talk” Theresa May

Di samping pidato Ratu, Theresa May juga berkesempatan melakukan pidato saat memperkenalkan kebijakan baru di depan parlemen.

"Hasil pemilu tak sesuai harapan saya, namun Pemerintah dengan rendah hati akan merespon dan menyelesaikan pesan sesuai harapan pemilih," ucap Theresa May.

"Hal pertama adalah kita perlu mendapatkan kesepakatan Brexit dengan benar sesuai dengan hasil referendum tahun lalu serta memandu dukungan publik secara maksimal," May menambahkan.

Jelang keberangkatan Theresa May ke Brussels untuk menghadari pertemuan dengan petinggi Uni Eropa hari Kamis (22/6) besok, investor cukup khawatir menimbang strategi baru May terkait Brexit. Pelaku pasar khawatir bila pendekatan baru May lebih fokus pada masalah Imigrasi daripada menyelamatkan ekonomi.

Tampaknya harapan seluruh rakyat Inggris kini berada di pundak Theresa May. Pidato Ratu Elizabeth II pun seolah mewakili aspirasi rakyat yang menghendaki Inggris tetap mendapatkan keuntungan setelah resmi "berpisah" dengan Uni Eropa.

279386
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.