Seputarforex.com - Harga emas menguat terbatas terhadap Dolar sehubungan dengan mengendurnya momentum naik mata uang AS tersebut. Meski demikian, daya tarik emas tampaknya tidak akan meningkat dalam waktu lama, sekalipun risiko geopolitik seperti ketegangan antara pemimpin AS dan Iran tengah berkecamuk.
Harga Emas Naik Kemudian Turun Lagi
Di sesi New York Selasa (24/Juli) malam ini, harga emas meninggalkan level rendah $1,218 dan diperdagangkan pada harga 1,227.61. Namun demikian, level tersebut tampaknya berfungsi sebagai resisten, karena harga emas kemudian turun setelah membentur level tersebut, dan diperdagangkan di 1,2250. Berikut gambarannya dalam grafik XAU/USD di bawah ini:
Di sisi lain, hingga sore tadi, harga emas spot masih lemah dengan penurunan sebanyak 0.3 persen ke harga $1,220.27 per toy ons. Sedangkan harga emas futures di Comex turun 0.4 persen ke $1,220.20 per troy ons.
Secara umum, Dolar AS masih menguat sehubungan dengan naiknya yield obligasi US Treasury. Peluang kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali dalam tahun ini membuat daya tarik Dolar meningkat dan meredupkan emas.
Risiko Geopolitik Trump Vs Rouhani Tak Diperhatikan Investor
Gejolak geopolitik yang ada tak banyak memberikan dorongan naik pada harga emas. Masalah terbaru berasal dari perang kata-kata antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hasan Rouhani.
"Selain karena Dolar AS (yang sedang menguat), hanya ada sedikit pengaruh yang diberikan oleh perang kata-kata antara Trump dan Rouhani. Jika boleh dikatakan, reaksi (harga emas) secara keseluruhan terhadap sentimen risiko terbilang membisu," kata Stephen Innes, Kepala APAC trading di OANDA.
Pendapat senada datang dari bank OCBC yang menyebutkan, "Penurunan pada harga minyak dan emas menunjukkan bahwa harga kemarin malam merupakan wasiat yang menunjukkan bahwa investor tampak lebih fokus pada risiko oversupply daripada risiko geopolitik, yang biasanya memang tak berlangsung lama."
Kedua petinggi negara AS dan Iran bersitegang setelah Rouhani mengungkapkan ketidaksukaannya pada kebijakan-kebijakan Trump yang cenderung memusuhi Iran. Rouhani mengatakan, perang (perang dunia ketiga) dapat terjadi gara-gara sikap permusuhan yang ditunjukkan AS pada Iran. Tak terima dengan pernyataan tersebut, Trump balik menyerukan agar Rouhani tidak mengancam Amerika lagi.