EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.410   |   GBP/USD 1.255   |   AUD/USD 0.662   |   Gold 2,309.44/oz   |   Silver 27.17/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,150.90   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 3 jam lalu, #Saham AS

Inflasi AS Terkoreksi Namun Tetap Positif

Penulis

Inflasi Amerika Serikat yang disurvei oleh Bls.gov mengalami penurunan. Di periode lalu, Inflasi MoM tercatat telah terjadi peningkatan ke level 0.3 persen, namun kali ini untuk survei bulan Juli harus tercampak ke level 0.1 persen.

Inflasi Amerika Serikat yang disurvei oleh Bls.gov mengalami penurunan. Di periode lalu, Inflasi MoM tercatat telah terjadi peningkatan ke level 0.3 persen, namun kali ini untuk survei bulan Juli harus tercampak ke level 0.1 persen. Meski demikian, Inflasi YoY masih mencatat peningkatan dari 0.1 ke 0.2 persen. Data ini juga menunjukkan Inflasi Inti (survei yang mengecualikan kelompok makanan dan energi) tetap berada level yang sama dengan periode sebelumnya pada 1.8 persen (yoy).

Harga Barang - ilustrasi


Tidak Serta-merta Berpengaruh

Data yang terekam oleh Bls.gov merinci kelompok makanan pada bulan Juli ini hanya mengalami kenaikan menjadi 0.2 persen. Namun jika dihitung secara tahunan, kelompok ini sudah mengalami kenaikan harga sebanyak 1.6 persen. Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan hasil survei yang terjadi untuk kelompok energi. Periode ini hanya tercatat mengalami kenaikan sebanyak 0.1 persen, namun jika dicermati selama setahun belakangan ini, kelompok energi tersebut malahan harus mengalami penurunan ke level minus 14.8 persen. Sungguh menyedihkan dikala secara umum sektor-sektor yang lain sedang berjuang untuk tumbuh, mau tak mau sektor energi harus terdampak oleh fenomena "over supply" minyak yang masih dialami oleh industri perminyakan global.

Mencermati data Core CPI dalam laporan tersebut di atas, rata-rata data yang muncul setahun kebelakang sudah bergerak stabil sampai ke level 1.8 persen. Hal ini bisa dikatakan sudah mendekati perkiraan yang menjadi harapan para pengambil kebijakan di The Fed. Federal Reserve sudah mengancang-ancang akan melakukan suatu "action" jika data-data yang muncul ke permukaan, terutama yang berkaitan dengan tren pergerakan harga, sudah berada atau mengarah ke level 2 persen.

Bagi para investor dan pelaku undustri keuangan, data terakhir bulan ini seakan menjadi penegasan akan terlaksananya perubahan kebijakan yang berkaitan dengan suku bunga dalam jangka dekat ini (rumor yang kuat mengemuka adalah bulan September). Akan tetapi, apakah semua mengamininya? Jika menengok salah satu pendapat yang disaring oleh Marketwatch.com, ekonom dari Pantheon Macroenomics, Ian Shepherdson malah memunculkan nada keraguan akan terjadinya "tindakan" tersebut di bulan September ini. "Pencapaian inflasi kali ini walaupun cukup meyakinkan namun nampaknya The Fed tidak akan begitu mudahnya terpicu. Pertimbangan mereka agaknya lebih kearah meminimalkan dampak yang kemungkinan akan terjadi di sektor tenaga kerja untuk jangka menengah," demikian keraguan itu disampaikanya.

Sebagaimana telah diketahui bahwa The Fed menggunakan data yang sedikit berbeda untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Secara umum data yang dipakai oleh para ekonom dan analis adalah data yang bersumber dari Departemen Tenaga Kerja sedangkan The Fed menggunakan data yang bersumber dari Departemen Perdagangan. Kecenderungan data yang dipegang The Fed lebih rendah 0.5 persen lebih rendah dari yang dipakai pada umumnya. Demikian dikutip dari Wbponline.com.


Greenback Tetap Malu-malu Kucing

Entah karena menunggu FOMC yang akan muncul dini hari nanti ataukah memang momentum perubahan suku bunga acuan yang ditunggu oleh si Greenback ini. Faktanya dari lawan-lawan utamanya yang terpantau hari ini praktis hanya terhadap Looney, si Greenback memperoleh sentimen yang lebih kuat. Dari pantauan awal hari ini, Looney sempat menguat ke level 1.3024. Namun sejalannnya hari, perlahan namun pasti Looney harus mau tumbang dengan kuatnya sentimen terhadap dolar AS apalagi dengan munculnya data semakin bertambahnya cadangan minyak yang dimiliki negeri Paman Sam ini. Looney tercatat telah menembus level 1.3136 atau lebih dari 0.6 persen sampai berita ini dinaikkan.

243289
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.